[50] Misteri

9.1K 559 37
                                    

Jangan lupa LIKE COMENT SHARE.
Mumpung ada wifi langsung update, sorry k alau typo atau nge gantung:p

Happy reading🌼



....


Merenung sejenak... pemuda dengan rambut hitam nan lebat itu menghisap vapornya dengan perlahan. Tiupan angin malam yang dingin membawa pergi kepulan asap putih berbau permen karet yang keluar dari mulutnya.

Kedua matanya yang tajam berkedip lambat, iris matanya yang berwarna hitam segelap malam menatap pantulan-pantulan cahaya kota dari balkon kamarnya.

Indah...

Pemuda itu terus berpikir, mencerna sebuah fakta yang baru dia ketahui. Sebuah masa lalu yang... kelam menurutnya.

Ingin tak percaya, tapi orang yang menjadi sumber cerita itu sahabat dekat sang pemeran.

Menyugar rambutnya ke belakang, Leo menegakan tubuhnya lalu masuk ke dalam kamar. Dia melirik jam dinding, jam menunjukkan pukul satu pagi dan matanya masih terbuka lebar.

Setelah menaruh vapor di atas nakas, Leo merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tangan kirinya dia lipat ke belakang kepala, sebagai bantal. Sedangkan tangan kanannya dia taruh di samping tubuhnya dengan jari-jarinya yang mengetuk kasur lembut tersebut.

Bullying...

Hampir diperkosa...

Bunuh diri...

Dan,

Jangan cemburu!

Menghembuskan napas jengkel, Leo pun mengusap wajahnya kasar. Begitu rumit! Dan dirinya penasaran dengan keadaan 'gadis itu.'

Semakin Leo melupakan fakta tersebut, semakin susah pula dia membuang rasa penasarannya.

Jangkun nya yang bergerak saat menelan ludah semakin membuat sosok Leo sexy. Apalagi pemuda itu membuka kaos polo hitamnya hingga memperlihatkan perutnya yang six pack.

Kebiasan buruk cowok, kalau tidur suka buka kaos dan hanya pakai celana.

Leo pun menutup matanya, siap untuk tidur. Karena besok hari yang padat untuknya.

Good night..

---

"Oke, rapat kali ini telah selesai. Terimakasih untuk semua anggota osis yang sudah meluangkan waktunya untuk rapat sore ini. Semoga acaranya lancar dan sukses. Saya Leonardo mengakhiri rapat hari ini." Dengan tegas Leo berujar, dan semuanya langsung membereskan barang masing-masing lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan.

Sebenarnya tak benar-benar semuanya, karena ada satu orang gadis yang masih berada di sana selain Leo. Padahal gadis itu sudah membereskan beberapa barangnya.

Leo mengangkat sebelah alis tebalnya, menatap Dila heran. Apalagi gadis yang menjabat sebagai bendahara osis itu menatapnya dengan terang-terangan plus senyuman mautnya.

"Ga pulang?" Datar Leo, mulai risih.

"Eng-- engga, eh maksud nya... kamu hari ini pulang sama siapa?" Tanya gadis itu gugup, tak lupa semburat merah muda merambat di wajahnya.

Dia demam? Batin Leo.

Berdehem, "Sama seseorang." Jawabnya lalu berjalan keluar diikuti Dila.

"Siapa?" Lirihnya.

Leo sibuk mengunci ruangan osis, tak berniat menjawab pertanyaan Dila. Setelahnya tanpa rasa bersalah pemuda itu berjalan meninggalkan Dila dengan santainya.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now