[29] Hi, Monyet!

9.7K 665 14
                                    

Happy Reading, guys. 🐩

Siapa yang jam segini masih bangun?
Hahaha, [01.48]

-RR-



Setelah hujan reda, Reina dan seseorang itu memutuskan untuk pulang. Selama perjalanan, Reina memeluk dirinya sendiri dan sesekali memejamkan mata saat hembusan angin dingin berhembus kencang menerpa kulitnya.

Seseorang itu mengendarai motornya cukup kencang, tapi Reina tak takut. Toh, terkadang dia dulu hingga saat ini masih sering diam-diam memakai motor Revin dengan kecepatan tinggi. Tentu saja Daniar dan Fero tidak tahu.

Tak lama mereka sampai, Reina langsung turun dan berdiri di samping pengendara. "Thanks!" Gumam Reina dengan memalingkan wajahnya.

Sebelah alis tebal itu naik sebelah, "Bilang apa lo tadi?"

"Thanks!" Gumam Reina masih dengan memalingkan wajahnya.

Gemas rasa kesal, tangan seseorang itu mengapit dagu Reina lalu mengarahkannya agar menghadapnya. Dan mata mereka pun bertemu.

"Lo ngomong sama gue apa angin?" Sinisnya.

Reina menepis tangan itu, "Apa sih? Jangan sentuh!" Peringat nya dengan mendelik.

"Galak juga, cabe!"

Reina memaki seseorang itu dalam hati, "Udah ngapain masih di sini? Pergi sana!"

"Berani lo ngusir gue? Gak sopan banget! Dasar adek kelas jaman sekarang gak tau malu dan sopan santun banget!" Cibir seseorang itu dengan menatap Reina tajam.

Reina menghela sabar, dia menyerah jika berhadapan dengan seseorang ini. Dia itu cowok tapi tidak mau mengalah dan merasa paling benar! Apa semua cowok itu seperti ini? Menyebalkan!

"Oke-oke! Terimakasih sudah mau mengantar dan silahkan pergi. Masih tau jalan, kan?" Ketus Reina dengan senyuman yang dipaksakan.

Seseorang itu terkekeh, sebelah tangannya menjitak kepala Reina lalu memakai helmnya.

"Sialan!!" Umpat Reina sambil mengusap kepalanya.

"Bacot! Gue pergi dulu. Ingat," Seseorang itu menatap Reina dengan pandangan serius. "Lo hutang budi sama gue!"

Reina melongo, menatapnya tak percaya. "Hah? Ja-- jadi lo nolong gue gak ikhlas gitu??"

Seseorang itu kembali terkekeh dengan bibir yang tersenyum miring. "Gak ada yang gratis di dunia ini, bodoh! Udah sono lo masuk!" Seseorang itu menoyor kening Reina lalu melaju pergi.

Dada Reina naik turun, tangannya terkepal karena kesal. "DASAR SIALAN LO LEO COWOK GILA GAK PUNYA OTAK SOK DINGIN ASEM!!"

--

Revin dan Sakura saat ini sedang bercanda di depan gerbang rumah Sakura. Mereka berdua sudah berdiri di sana lima belas menit yang lalu.

Hujan sudah reda, dan nampak pelangi di atas sana. Membuat mereka sangat menikmati momen seperti ini.

"Iya, pelangi nya cantik kayak kamu!"

Blushh~

Sakura tersipu dan menunduk dalam, menggigit bibir bawahnya dengan refleks. Membuat Revin semakin terbahak-bahak.

"Ih! Revin gombal! Jahat banget sih ketawanya!" Dengusnya, memukul lengan Revin pelan.

"Bercanda, jangan marah gitu dong!" Revin tersenyum lembut, tangannya mengusap puncak kepala Sakura dengan lembut.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now