[63] Do you miss me?

4.1K 455 191
                                    

Saat membuka mata untuk pertama kalinya setelah koma beberapa hari, gadis itu langsung meneteskan air mata dengan perlahan. Melihat sosok saudaranya yang sedang menunaikan ibadah di malam hari, lalu memanjatkan sebuah doa yang sangat tulus. Berharap dirinya cepat bangun dari koma.

Reina, gadis itu menatap jam dinding putih yang tergantung di sebelah kanan dengan pandangan buram karena air mata. Tengah malam, dan dia tak menyangka jika Revin akan memohon kepada sang pencipta untuk mengembalikan dirinya.

Tentu saja reina terharu...

Apalagi doa Revin begitu dalam, dan yang dilakukan reina hanya meng-amini dalam hati sambil menangis.

Revin telah selesai shalat, dengan hati yang tenang karena mengadu ke sang pencipta. Pemuda tampan bersarung biru dongker dengan baju kokoh dan tak lupa kopiya/ peci hitam yang bertengger kokoh di atas kepalanya membuat sosok Revin sangat enak untuk di pandang.

Revin melipat sajadah miliknya, meletakkannya di atas sofa lalu berjalan menghampiri sang kakak. Reina yang menyadari itu langsung berpura-pura, kembali menutup mata.

Revin mengecup lama kening dingin Reina, lalu menatap gadis itu dalam. "Get well soon,  love."

Revin lalu duduk di kursi yang berada di samping brankan Reina. Lalu mengusap kepala gadis itu lembut. Sambil meramalkan beberapa doa dalam hati, berharap Tuhan mengabulkan doa-nya.

01.00

Revin merasa kantuk, tangannya pun terasa pegal karena sudah hampir satu jam terus mengusap kepala Reina. Tapi Revin senang melakukan hal itu.

Saat kesadaran Revin hampir hilang, akhirnya Reina membuka matanya lalu tersenyum manis dan berkata, "Do you miss me, twins?"

••••

"Dari mana?" Tanya Vidy saat melihat Sakura dan Leo baru saja memasuki rumah nya. Ya, Vidy dan Awan sedang berada di rumah Leo. Mereka datang jam tujuh pagi, karena mau pergi ke rumah sakit bersama-sama. Tapi ternyata rumah Leo sangat sepi. Sekitar jam sembilan, leo dan sakura tiba.

Sakura tersenyum hangat lalu duduk di sebelah Vidy, "Biasa kak, ke Gereja dulu."

Vidy hanya mangut-mangut saja. Sementara Awan  menimpali candaan agar suasana tidak hening, "Tumben banget nih, si ketos satu ini pergi ke gereja, hmmm?"

Vidy dan Sakura tertawa, lebih tepatnya tertawa hambar karena melihat Leo yang langsung menatap Awan dengan tajam.

Ya, si Leo semakin galak, dingin, dan tak tersentuh.

"Ya, kali ini dia yang ingin pergi sendiri ke sana. Biasanya kan aku yang paksa." Balas Sakura, lalu mengambil setoples kaca berisi coklat kacang. Menawari Vidy dan Awan, "Mau?" Awan menggeleng, dan Vidy mengangguk.

Selama setengah jam, Awan Vidy dan Sakura mengobrol santai. Sedangkan Leo, hanya diam menatap langit atap dengan pandangan kosong.

Sakura yang menyadari itu hanya bisa menghela napas. Jarang sekali melihat kakak nya itu melamun seperti itu. Dan untuk pertama kalinya dia menemukan fakta jika Leo melamun pasti karena memikirkan sahabat Revin, Reina.

Pikir Sakura.

Akhirnya setelah Leo dan Sakura mengganti pakaian menjadi santai, mereka pun bersama-sama pergi menuju rumah sakit.

Vidy sangat merindukan Marcell nya, dan apakah Leo juga merindukan gadia kecil songong itu?

•••

"Mommy Daddy kemana?" Tanya Reina, karena sedari ia bangun sampai pagi ini dirinya tidak menemukan kedua orang tuanya.

Revin sendiri bingung harus berkata apa, ingin jujur tapi takut jika Reina tahu maka keadaan gadis itu semakin memburuk.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now