[59] Abu

6.9K 574 92
                                    

Dengan hati yang bisa di bilang cukup berbunga-bunga, seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda itu melewati lorong-lorong sekolah untuk menuju kelasnya.

Dia datang dengan perasaan kacau, tapi sekarang perasannya telah berubah 180° karena seorang pemuda yang manis telah menghiburnya.

Baru pertama kali ini, gadis bernama Reina itu merasakan 'sesuatu' yang asing terhadap lawan jenisnya. Bahkan, dia rasa trauma nya dulu seakan lenyap ketika berbicara dengan pemuda tampan yang umurnya lebih tua setahun darinya itu, Marcell.

Menurut Reina sendiri, Marcell adalah satu-satunya cowok yang mampu memposisikan dirinya sebaik mungkin dalam meghadapi orang-orang di sekitarnya. Termasuk reina, yang sangat sensitif.

Reina sendiri mulai berpikir, apa ia salah jika akan kembali membuka pintu hatinya yang telah lama ia kunci serapat-rapatnya untuk seorang pemuda bernama... Marcell?

Karena... Reina yakin dan tak ingin menampik jika ia memang tertarik kepada Marcell secara perlahan dan tanpa ia sadar? Apa dia salah telah menyukai Marcell?

Apa cinta nya bertepuk sebelah tangan? Mengingat kedekatan Marcell dan Vidy membuatnya bimbang. Jelas Vidy lebih cantik darinya, lebih populer dan juga lebih pemberani. Tapi gadis itu seperti jelmaan Medusa!

Apa Marcell tidak salah dala--

"Sebegitu ngenesnya ya sampai-sampai mau nyium dinding?" Ujar seseorang dengan nada datar. Sebelah tangan pemuda itu menahan tas di punggung Reina agar gadis itu berhenti dan tak menabrak dinding di depannya. Kurang dua jangka tangan lagi Reina akan menabrak dinding tak berdoaa tersebut.

Reina tersadar dari lamunanya, ia menolah lalu menepis kasar tangan Leo dari tas nya.

Najis mugholado!

Reina bergumam tak jelas, membuat kening Leo berkerut. "Apa?"

Tapi Reina hanya mengedikkan bahu acuh lalu melangkah pergi. Leo sendiri tak mengejar gadis itu, ia masih berdiri di tempatnya dengan gaya cool, dengan sebelah tangan yang di masukkan ke dalam saku celana.

"Heh, pacar gue yang galak!" Teriak Leo dengan suara lantang, membuat semua mata menatapnya heran dan terkejut. Sekaligus Reina yang dengan refleks berhenti lalu menoleh.

Leo tersenyun miring lalu mengulurkan sebuah gelang hitam bergandul bulan dan bintang. Mengayunkan gelang itu sambil masih tersenyum miring.

Reina sontak melebarkan mulutnya lalu segera memeriksa pergelangan tangannya. Shit! Gelang miliknya tak ada di tempat yang seharusnya gelang itu berada!

Sial!!! Bagaimana bisa si macan mendapatkan gelangnya itu?

"Temui gue di parkiran setelah bel pulang sekolah. " leo mengedipkan sebelah matanya lalu membalikkan badan sambil kembali mengantongi gelang milik Reina.

Ada sensasi kepuasaan saat melihat wajah Reina yang memerah menahan amarah. Leo suka itu!

Reina sendiri meremas tangannya kuat-kuat lalu kembali melangkah menuju kelasnya dengan kaki yang di hentakan. Dia benar-benar kesal dengan Leo, ketua osis tersinting yang pernah ia temui!

Fucek!

***

"Lama banget, sih?" Sembur Reina kesal karena Leo benar-benar mampu membuat mood yang awalnya melambung tinggi langsung down.

Leo sendiri terkekeh, sengaja ia membuat Reina menunggunya selama satu jam. Sebenarnya sih Leo bersembunyi, hingga satu jam kemudian memutuskan untuk menghampiri gadis itu.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now