[44] Selingkuh?!

10.1K 600 40
                                    

"Jus, lo mau pulang?" Kaget Revin saat melihat Justin sudah rapi dengan kaos polo putih dilapisi kemeja kotak-kotak biru serta celana hitam dan sepatu yang berwarna putih. Pemuda tampan itu sedang menggeret kopernya dari lantai atas hingga dapur dengan cengiran khas andalannya.

"Ho o. Nyokap rindu berat katanya, suruh anak nya yang paling manis ini pulang. Jangan kangen ya!" Gurau Justin lalu duduk di sebelah Revin.

"Cepet banget, sih? Katanya dua minggu lagi! Tapi ini cuma beberapa hari." Gerutu Daniar, masih rindu dengan keponakan ajaibnya.

"Hehe, maaf deh."

Setelah itu mereka pun sarapan bersama, terjadi keheningan yang panjang hingga saat selesai makan suara serak Reina keluar. "Mam, sebelum Justin angkat kaki dari rumah coba cek semua barang. Siapa tau tuh tuyul bawa bawang sama cabe."

Semua melongo lebar, bahkan mata indah Justin mengerjab lambat.

"JAHAT BANGET SIH SAMA ABANG!" Pekik Justin, menyentuh dadanya seakan-akan jantungnya sedang tersentil.

"Reina..." tegur Daniar, meskipun dia sempat tertawa tadi.

"Adek gue, kalau ngomong the best. Ngena banget tuh pasti." Seru Revin sambil terbahak-bahak.

--

"Lo gak bisa pulangnya ntar sorean? Tunggu gue sama Reina pulang sekolah deh?" Nego Revin, sedih dengan kepergian Justin. Mereka sedang berada di teras depan rumah menunggu taxi online datang.

Justin tersenyum, merangkul pundak Revin. "Gak bisa, Vin. Mantan gue ntar malem mau nikah! Kan gue mau kasih dia surprise gitu!" Bisiknya.

Revin menghela, "Pasti itu ide buruk. Jangan ngacauin nikahan orang, Just! Kena karma mampus, lo."

Justin terkekeh getir, "Salah sendiri mereka ngacauin hati gue." Setelah mengucapkan itu Justin melepas rangkulannya lalu berjalan mendekati Reina. Memeluk gadis itu dari belakang, dan Justin mengaduh sakit saat perutnya kena sikut.

Nyesal dia peluk Reina.

"Tck! Mau di tinggal masih aja nyakitin." Gerutu Justin ngambek.

Reina merotasikan matanya, "Alay!"

Justin mendelik lalu berbalik badan untuk kembali menghampiri Revin.

"Ngapain lo balik, sana pergi!"

"Dasar, kembar! Jahat banget sama gue." Justin menjeda, "Lo pada beneran gak mau nganter gue ke bandara?" Tanyanya sedih.

Reina menoleh kebelakang, berjalan menghampiri kedua pemuda tampan itu. "Bolos?" Tanyanya dengan sebelah alisnya yang meninggi. "Oke!" Putusnya saat Justin mengiyakan.

"Jangan...." larang Revin, paling lurus dan pintar diantara ketiganya. "Ntar--"

"Gak mau yaudah! Jangan nyesel kalau adek preman lo ini gue bawa pulang."

"Berani lo, nyet?" Tajam Revin dengan wajah dingin.

"Berani, dong!" Bukan Justin kalau gak bisa buat hati seseorang kesal. "Yuk, babe!" Dengan cepat Justin merangkul pundak Reina lalu membawa gadis itu memasuki taksi online yang sudah datang setelah berpamitan dengan Daniar dan Fero.

Revin geram, satu sisi dia nanti ada ujian satu sisi lagi dia takut Reina di culik playboy itu!

Akhirnya Revin pun berlari ke arah taksi sebelum taksi itu pergi meninggalkan rumah. Bisa gawat jika separuh jiwanya pergi ke negara tetangga. Biarlah nanti dia pikirkan alasan yang tepat kepada wali kelasnya.

"Ye.... Ngapain ikut masuk sih, mbing? Gue kan maunya berduaan sama bebebh, Reina!" Protes Justin sambil mendorong bahu Revin dari belakang.

Revin menoleh dengan wajah galaknya, yang terkesan lucu. "Gak ada berdua-duaan! Gue gorok juga lo."

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now