[30] Pertemuan

9.9K 694 5
                                    

Update cepet buat kalian semua,
Terimakasih yang sudah baca, vote, dan comment.🤗

●RR●

Karena kejadian kemarin, membuat Revin terluka dan keseleo. Akibatnya dia tidak masuk sekolah hari ini.

"Ya, Ela mi, Revin bukan bayi lagi yang harus di suapin! Kan tangan kanannya juga gak kenapa-kenapa." Ceplos Reina santai sambil makan sereal. Menatap malas Daniar dan juga Revin yang lebay.

Daniar menatap Reina galak. "Kamu ini, adiknya lagi sakit juga masih aja di ganggu! Cepat sarapan trus sekolah!" Omel Daniar sambil kembali menyuapi Revin.

Revin sendiri tersenyum mengejek, membuat Reina ingin sekali meremas kaki Revin yang bengkak.

"Reina berangkat dulu, mam!" Setelah mencium tangan Daniar, Reina menatap polos kearah Revin.

Ada udang dibalik bakwan! Eh?

"Sekolah yang bener! Jangan malakin anak orang mulu di sekolah!" Kata Revin dengan jahil dan pandangan sepolos bayi.

"APA?! Jadi kamu di sekolahan sering malak, Reina?" Teriak Daniar karena terkejut.

"Eng--"

"Apa uang dari mamy kurang, hah?"

Reina berdecak keras,

Revin sialannnnn!!!

"Bohong, mam! Ish! Revin asal bicara tadi, efek jatuh dari pohon mangkannya otaknya ikut miring!" Kesal Reina sambil menatap penuh dendam kearah Revin yang cengar-cengir tanpa dosa di samping Daniar.

"Mamy, pikir... Hm, Yaudah kamu berangkat gih! Ditungguin papa tuh di depan."

"Ya!" Reina melirik Revin yang sedang makan buah. Enak sekali hidupnya!

Reina melirik Daniar sejenak, mammy nya itu sedang mengupas buah apel. Aman,

Dengan gerakan cepat Reina menempeleng kepala Revin, tepat mengenai dahinya yang benjol. Dan detik itu juga Revin berteriak keras karena rasa sakit yang cenat-cenut.

Reina sendiri sudah lari terbirit-birit keluar rumah dengan senyum yang mengembang.

"Kamu kenapa lari-lari gitu?" Heran Fero yang sudah duduk manis di kursi mobil.

"Gapapa! Ayo, cepat jalan , pa!" Balas Reina dengan cepat. Fero sendiri mengangguk-angguk saja dan menjalankan mobilnya meninggalkan rumah.

"Mamam, tuh! Mangkannya jangan rese!" Gumam Reina saat mengingat kejadian menyenangkan tadi. Oh, betapa kocaknya wajah Revin saat ini. Membuatnya ingin terbahak-bahak sekarang juga.

Sedangkan di rumah, saat ini Revin tengah berbaring di kamarnya. Rasa sakit akibat tempeleng an Reina yang bukan main-main membuatnya ingin menjedotkan kepala Reina dengan kepala badak.

"Uh, Reina sialan! Makin benjol kan nih dahi. Kalau ganteng gue berkurang, gue bales lebih!" Gerutu Revin seraya mengusap pelan dahinya yang membiru dan menonjol.

Menghela napas, Revin menatap langit-langit kamar. Bingung juga mau melakukan apa. Daniar berada di bawah, dan sekarang masih pukul delapan pagi. Mau berenang juga tidak memungkinkan. Mau main ponsel, ponselnya mati gegara kemarin dan berujung masuk rumah sakit ponsel, bukan dirinya. Rumah sakit ponsel, alias konter.

Nasib.. nasib..

"Mendingan gue tidur aja, ah! Sambil mikirin balasan apa yang pas buat si jutek!" Gumam Revin lalu mulai memejamkan mata sambil memeluk guling.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now