[04] Mau bilang kalau,

17.1K 978 2
                                    

Hari ini mungkin hari yang cukup beruntung untuk Reina. Karena di hari pertama sekolahnya ini dia tidak perlu repot-repot mendapatkan teman karena ada seseorang yang tiba-tiba mendatanginya, Ajeng. Teman lamanya.

Terus, ternyata mereka ditempatkan di kelas Nanas, mereka akan satu kelas selama masa MOS. Jadi mereka memutuskan untuk duduk satu bangku.

Lega rasanya untuk Reina karena dia tidak merasa sendiri di tempat asing. Dan saat ini keduanya sedang makan di sudut kantin.

Reina makan siomay sambil mendengarkan cerita Ajeng yang tinggal di Jakarta setelah kelas dua SMP di Bandung.

Iseng, mata coklat madu Reina menyapu sekitar. Dirinya mendapatkan Revin yang berkumpul dengan teman-temannya penuh dengan canda tawa. Membuat Reina tersenyum.

Pandangannya kembali mengedar, tatapannya jatuh kepada Leo yang sedang makan nasi goreng dengan wajah datar. Reina yakin jika disebelah Leo ada seseorang yang sedang mengoceh panjang lebar tapi di hiraukan oleh Leo.

Leo dkk dan mungkin semua yang ada di bangku tengah kantin itu kumpulan anak populer di sekolah ini. Karena disana juga ada Raisa dan teman-temannya.

Meja yang ditempati Leo dkk paling mencolok karena selain ditengah yang menghuni bangku itu juga ganteng-ganteng dan cantik-cantik.

Reina kembali menatap makanannya, lalu sesekali menimpali ocehan Ajeng yang  menggebu-gebu.

Leo, pemuda itu sadar jika di perhatikan. Dia menatap Reina yang sedang santai menikmati makanannya sambil mendengarkan ocehan gadis di depannya.

Leo jadi teringat kakinya yang diinjak anak baru tadi pagi. Tidak begitu sakit tapi mampu membuat sepatunya kotor. Hal itu membuatnya kesal.

Tapi Leo tak ambil pusing karena dia malas memperpanjang masalah yang menurutnya tidak menarik.

▶◀

Dalam diamnya, Reina mengeraskan rahangnya dengan tangan yang terkepal diatas paha. Matanya menatap seorang siswi kelasnya yang dia tahu namanya Chika sedang berteriak heboh dan bernyanyi tidak jelas dengan suaranya yang fals dan cempreng.

Kelas sedang free karena OSIS yang menjaga sedang keluar. Sejak pertama masuk Reina memang tidak menyukai Chika karena menurutnya Chika itu cewek gila yang suka caper ke cowok-cowok.

Reina sangat terganggu dengan suara Chika yang bisa merubuhkan gedung ini. Tapi sekuat tenaga dia tahan agar di hari pertama ini dia tidak menimbulkan kegaduhan.

Mata tajam Reina masih menatap Chika, cewek itu sedang berdiri dan terbahak-bahak dengan beberapa murid cowok kelas. Mereka mengencangkan suara tanpa sadar banyak yang terganggu.

Reina sangat membenci cewek caper sejenis Chika!

Sebuah pulpen berwarna pink mendarat di atas meja Reina. Reina menatap pulpen itu datar. Karena tau punya siapa itu.

"Hey! Lo yang duduk di pojok, anggota wajahnya datar kayak tembok. Tolong dong kembaliin pulpen gue. " Teriak Chika tanpa ada wajah-wajah minta bantuan. Wajahnya terlihat acuh.

Reina hanya melirik Chika lalu membuang muka. Baginya Chika itu tidak punya sopan santun. Tidak bisakah cewek itu datang dan berkata baik tanpa perlu berteriak? Dan apa katanya tadi? Wajah datar kayak tembok?

Lah dia pikir wajahnya gak kayak badut Ancol? Penuh make-up dan seragam ketat.

"Ih! Gue di cuekin, dasar sinting! Budek kali ya." Gerutu Chika mengerucutkan bibirnya. "WOI, NAMA LO SIAPA SIH BELAGU AMAT!" Teriak Chika kesal.

KEMBAR SOMPLAK  - SELESAI [ Segera TERBIT ]Where stories live. Discover now