10. Banjir

1.1K 185 21
                                    

Sekar terbangun dengan keadaan linglung. Kemarin, ia tidak tahu bagaimana akhirnya ia bisa terlelap sampai mimpinya. Yang terakhir diingatnya, adalah saat ia merasa was-was tidur diranjang yang sama dengan Gajah Mada. Mungkin karena ini dirumah Gajah Mada, maka Sekar merasa lebih tegang. Terakhir kali di rumah wanita tua saat perjalanan, tidak hanya mereka berdua di dalam rumah. Ada pemilik yang mempunyai wewenang rumah, dan ada beberapa prajurit diluar yang lebih memilih bergadang dengan sesamanya.

Sekar melirik kearah Gajah Mada. Tidur Gajah Mada seperti mayat. Tidak bergerak tidak pula bersuara. Kalau saja dadanya tidak naik turun, dan hidungnya yang panas, maka Sekar pasti mengira ia sudah mati.

Tidak ingin mengulang kesalahan seperti sebelumnya, Sekar segara beranjak dari ranjang. Menghindari mata Gajah Mada yang mengerikan saat ia bangun tidur. Sekar ingin terbiasa dengan itu, namun bukan sekarang saatnya. Ia masih belum bisa menyesuaikan saat ini. mungkin, suatu saat ia akan terbiasa dengan kebiasaan aneh Gajah Mada ini, tidak perlu terburu-buru.

Air yang mengalir membuat Sekar merasa nyaman. Giginya bergemelutuk karena air yang dingin. Jari-jarinya mengkerut seperti pantat monyet. Wajahnya yang tidak terlalu putih namun tidak sawo matang itu memerah. Kala uap ditubuhnya keluar, kulitnya seakan di tempa dengan jarum es yang runcing. Ia menggigil.

Tubuhnya tidak terlalu cocok dengan udara dingin. Dikerajaanya, sumber air panas sangat banyak, itulah mengapa Sekar merasa sangat tidak terbiasa dengan air dingin dipagi hari. Tapi Sekar tidak akan mengeluh, ini resikonya karena ia menyutujui pernikahan ini. lagi pula, ia tidak semanja itu untuk merasa terganggu hanya karena air panas dan air dingin.

“Ayu,”

Sekar tergelonjak. Itu suara Gajah Mada. Suaranya yang serak dan lirih itu masih bisa terdengar ke telinga Sekar, membuat Sekar dengan cepat menutupi tubuhnya. Buru-buru ia keluar dan menjawab, “Iya?” tuturnya lembut.

Gajah Mada menoleh kearah Sekar. tatapannya kuyu dan lesu. Saat ia melihat rambut dan tubuh Sekar yang basah, ia menguap, lalu menutupi mulutnya seraya memandang kebawah. Gajah Mada tidak mengatakan apa-apa, tapi dengan sedikit kesadaran, ia pergi  ke kamar mandi tanpa menoleh ke Sekar lagi.

Sekar tidak tahu, didalam kamar mandi yang masih hangat bekas suhu tubuhnya, Gajah Mada menutup mulutnya lagi. Bukan menguap. Ia menutup rapat-rapat mulutnya yang tidak bisa mengatup dengan mata yang melebar nyalang. Satu gayung penuh air ia siramkan kepada tubuhnya, langsung tanpa perlu repot-repot menangggalkan celana sutra dan jariknya.

“Gila,”

“Gila.”

“Gila!”

Ucapnya bertubi-tubi dengan tangan yang terus menyiramkan air ke tubuh. Ia tidak terganggu dengan air yang dinginnya melebihi es. Ia juga tidak merasa risih dengan celana yang masih menempel di kakinya. Karena basah, celana dan jariknya tertempel erat bagaikan menyatu dengan kulit. Membuat sesuatu yang benar-benar gila terjiplak apik.

Lebih dari sebentar Gajah Mada mandi. Sekar sendiri penasaran dengan lamanya Gajah Mada mandi. Biasanya, laki-laki lebih cepat dari pada perempuan. Sepertinya Gajah Mada juga bukan orang yang menjunjung tinggi kerapian dan kebersihan akut. Jadi, apa Gajah Mada tidur didalam sana?

Sekar tidak memanggilnya, ia takut Gajah Mada memang sedang mandi dan membuatnya canggung.

Sembari menunggu Gajah Mada, Sekar membuat hidangan seadanya. Belum banyak bahan makanan yang ada. Sekar hanya membuat lalapan. Dengan sambal sebagai pelengkap. Ada juga ikan yang dipepes. Kemarin seorang pelayan mengantarkan ikan. Katanya, pesanan Gajah Mada tadi siang. Di bungkus dengan daun pisang hanya dengan bumbu kuning dan juga di isi dengan daun singkong muda membuat harum ikan tercium begitu menggugah selera.
Begitu fokusnya Sekar, sampai ia tidak memperhatikan Gajah Mada yang sudah selesai mandi sedari tadi dan duduk diatas kursi kayu.
Saat masakan sudah di pindahkan ke piring, barulah Sekar menyadari kehadiran Gajah Mada.

GAJAH MADA ; Megat RosoWhere stories live. Discover now