118. Arti mimpi

581 34 7
                                    

Setelah pencarian satu hari penuh bahkan sampai dia tak beristirahat sejenakpun itu, akhirnya mereka menemukan Ranggita yang bersembunyi di sebuah desa kecil.

Begitu dia menemukan Ranggita, Dwi Prapaja ingin menayakan bagaimana dan apa tindakan yang akan dilakukan Gajah Mada pada orang ini, tapi dia belum menemukan Gajah Mada, akhirnya dia membuat keputusan untuk mengintrogasi Ranggita terlebih dahulu.

Apa apa yang dia dapatkan dari introgasi itu adalah sesuatu yang menakutkan.

Racun apa yang aku taruh? Kalian bertanya karena tidak bisa mendeteksinya? Bagaimana kalian, seorang yang memiliki segalanya bahkan tidak tahu apa yang terkandung di dalam minuman itu? ha.. ha.. Baiklah. Aku akan mengatakannya, karena aku lebih memilih menikmati ketidakberdayaan Gajah Mada dari pada apapun. Racun itu adalah racun yang aku beli dari seorang pandai besi yang ku kenal. Dia membuat racun itu bertahun-tahun lalu dengan mencampurkan hal-hal paling berbahaya. Dia hanya membuat satu racun dan hanya dia yang tahu obat penawarnya. Tapi apakah kalian tahu, kalau orang itu sekarang telah meninggal, sehingga tidak ada yang tahu jelas obat penawarnya. Gajah Mada, dia.. tidak akan bisa menyembuhkan istrinya sama sekali.

Mendengarnya saja sudah membuat Dwi Prapaja merinding. Dia merasakan bulu halus di badannya berdiri kala dia mengingat ucapan orang itu.

Sebenarnya, Dwi Prapaja tak sampai hati untuk menyampaikan ini pada Gajah Mada, namun apa daya, ini adalah hal yang paling penting untuk dia ketahui.

Sampai..

Tuan, Mahapatih Gajah Mada telah pulang. Dia berada di pendopo selatan. Ucap seorang prajurit yang ia perintahkan untuk mencari Gajah Mada.

Dwi Prapaja lega sekaligus gugup. Menarik nafas, dia berjalan cepat menuju ke pendopo selatan yang di sebutkan.

Dan disanalah ia, melihat Gajah Mada yang sedang duduk seorang diri dan melamunkan sesuatu. Tidak ada yang dia lakukan selain hanya menatap kosong ke depan dengan lurus.

Kang Mas, Panggilnya.

Gajah Mada hanya menoleh sekilas tanpa menjawab. Dia tidak menggerakkan badannya dan hanya memberikan pandangan ada apa sekilas.

Dari hanya dengan gestur itu saja, sudah membuat Dwi Prapaja ragu-ragu.

Dwi Prapaja berlutut untuk melaporkan apa yang ingin dia laporkan. Kang Mas, aku telah menemukan orang yang telah meracuni Mbakyu Sekar. Dia adalah Ranggita, ibu dari mendiang permaisuri Paduka Sori. Dia bilang, racun itu adalah racun yan--

Kutukan. Gajah Mada menyela dengan cepat.

—Hah? Dwi Prapaj terkejut dengan Gajah mada yang memotong kalimatnya. Perasaan bingungnya bertambah karena Gajah Mada tidak menjelaskannya lagi. Bingung dan tidak mendengar dengan jelas ucapan Gajah Mada, di kembali bertanya, Ap-apa maksud panjengan, Kang Mas? tanyanya tergagap.

Gajah Mada mengghela nafas pelan. Dirinya yang memungkuri Dwi Prapaja akhirnya berbalik dan menahan tangannya di meja samping. Dia menjeaslakan,

Dwi, itu bukan racun ataupun pengaruh hal-hal luar, itu adalah kutukan. Kutukan yang di lontarkan padaku dan Sekar. itu adalah KUTUKAN MEREKA PADAKU!!! Kata Gajah Mada marah pada kalimat terakhirnya. Tiba-tiba saja tangannya menggenggam gelas dan melemparnya ke arah Dwi Prapaja.

Dadanya naik dan matanya nyalang berwarna merah. Dia tahu Dwi Prapaja tidak tahu apa-apa, tapi dia melemparkan salah satu gelas yang ada di sekitarnya ke arah dwi Prapa walau tidak mengenainya. Gajah Mada bahkan tidak sadar refelks yang telah dia lakukan.

Setelah melampiaskan amarahnya kepada dwi Prapaja, Gajah Mada menatap Dwi Prapaja dengan pandangan putus asa. Itu Kutukan. Katanya sekali lagi dengan menahan perih dimatanya yang ingin sekali meneteskan air mata.

GAJAH MADA ; Megat RosoWhere stories live. Discover now