27. Berburu

839 141 1
                                    

Begitu mereka sampai di rumah, dua orang itu hening tiada yang mau berbicara terlebih dahulu.

Sekar masuk ke dalam dapur. Meminum air yang ada di dalam kendi. Di dahinya ada keringat sebesar biji beras yang mulai turun ke bawah wajahnya.

Sekar tidak tahu kenapa Gajah Mada juga ikut pulang dengannya. Membuat suasana di rumah menjadi tidak menyenangkan.

Setiap Sekar ingin menanyakan kenapa Gajah Mada bilang kalau akan pulang larut malam sedangkan ternyata dia tidak melakukan apapun, Sekar merasa kalau itu bukan urusannya untuk bertanya.

Dia sendiri tidak pernah di kekang Gajah Mada. Apa perlu dirinya marah dan memerlukan penjelasan hanya untuk hal sekecil itu?

"Ekhemm!"

Suara batuk seseorang yang masuk ke dalam dapur membuat Sekar terjingkat. Jika saja air putih yang ada di gelasnya masih penuh, itu pasti akan membuat bajunya basah.

Sekar melihat ke belakang. Dimana Gajah Mada masuk dengan pelan.

Berpikir mungkin Gajah Mada juga ingin mengambil air, Sekar berpindah pada posisinya.

Tapi di mata Gajah Mada, ia seperti sedang menghindarinya. Tidak mau berada dalam jarak kurang dari satu meter dengannya. Kenapa? Gajah Mada menaikkan alisnya.

"Apa Yang Mulia Permaisuri mengundangmu?" Tanya Gajah Mada memecahkan kecanggungan.

Sekar meletakkan gelasnya di meja. Mengangguk dan menjawab iya. "Iya,"

Gajah Mada juga mengangguk. Kehilangan kata-kata untuk diucapkan.

Ia yakin tidak ada yang salah dengannya dan Sekar. Tapi setiap kali ia ingin memulai obrolan, kenapa lidahnya kelu dan kata-katanya hilang begitu saja? Padahal, ia tipe bukan orang seperti itu.

Gajah Mada menyerah. Ia tidak punya apa-apa lagi untuk membangun obrolan. Ia hanya bisa melangkahkan kakinya menjauh dari dapur. Daerah kekuasaan Sekar dalam rumah ini.

Sekar melirik ke punggung Gajah Mada. Rasa kesalnya semakin bertambah saat melihat Gajah Mada pergi. Tapi ia juga tidak suka melihat wajah Gajah Mada dan mengobrol dengannya saat ini. Sekar menghembuskan nafasnya kasar.

Bertepatan dengan itu, Gajah Mada membalikkan badannya. Ia mulai teringat hal yang akan dia sampaikan ke Sekar.

Besok Hayam Wuruk akan berburu. Biasanya, hanya beberapa orang bawahannya yang ikut. Termasuk Gajah Mada.

Namun entah apa isi pikiran Hayam Wuruk kali ini. Ia memerintahkan mereka untuk membawa serta istri mereka bagi yang belum mempunyai anak.

Permaisuri juga sepertinya akan ikut. Karena Kusuma tidak akan terlantar walau ia pergi. Banyak orang yang menjaganya.

Sebenarnya ini bukan hanya berburu satu hari seperti berburu biasa. Tujuan mereka adalah berkunjung ke kerajaan Abibaya.

Katanya kerajaan itu masihlah kerajaan kuno yang tidak terlalu maju. Orang-orang di sana tidak terlalu mengenal norma. Mereka terlalu brutal.

Ekonomi mereka juga masih rendah. Hanya ada penjual manik-manik dan aksesoris. Lainya, hanya bisa dihitung dengan jari adanya.

Mereka tidak terlalu suka berternak. Mereka lebih suka berburu untuk makanan sehari-hari. Ada beberapa orang yang bercocok tanam, tapi hanya beberapa. Sungguh sangat kuno.

Itulah sebabnya, mereka juga akan berburu. Berburu untuk dibawa sebagai hadiah kepada mereka, dan berburu dengan mereka di sana.

Gajah Mada tentu ingin Sekar ikut. Tapi ia tak memaksa. Ia tahu bagaimana Sekar tidak menyukai perjalanan. Juga, kerajaan yang mereka datangi tidak seperti kerajaan lainya.

GAJAH MADA ; Megat RosoWhere stories live. Discover now