83. Hamil

1K 115 24
                                    

Sekar berlari dengan sekuat tenaga. Keringat mengucur dari dahi dan pelipisnya. Keringat juga membasahi punggungnya. Dengan sekali usap, tangan Sekar basar dengan air.

Kakinya lemas bukan main, tapi Sekar tidak berani berhenti sedetikpun. Mulutnya tidak bisa berbicara, dan secepat apapun ia lari, rasanya ia masih di tempat yang sama.

Suasana di tempat itu menyeramkan. Hutan rimbun, pohon tinggi, garis pandang menyusut, tapi masih ada jalan yang terbentuk dengan sendirinya.

Ini bukan malam, tapi langit tertutup sempurna dengan awan hitam sehingga suasana bahkan lebih petang dari sore hari.

"Sekar Ayu Damacakra..."

Setiap suara yang memanggilnya terdengar, pohon-pohon di sampingnya terhuyung ke depan. Seolah angin besar telah menerpanya.

Sekar menangis lagi dan lagi. Suara tidak bisa keluar, tapi sebuah nama selalu ia sebut dalam hatinya.

"Ruwat sengkolo ning awakmu..."

Tubuh Sekar bergetar. Suara itu sangat menyeramkan. Menusuk ke hatinya tepat. Seluruh rambut di tubuhnya merinding setiap kata pada suara itu.

Ia terus berlari dan berlari. Tapi ia tidak bisa keluar dari kejadian itu. Giginya gelemetuk membentuk getaran ringan.

***

"Sekar.. Sekar!!" Bentak Gajah Mada.

Tangannya menepuk pipi Sekar yang memerah. Berkali-kali melenguh di sisi ranjang. Seluruh tubuhnya berkeringat. Kedua tangannya meremas seprei dengan erat. Suaranya sangat sarat akan kesedihan dan ketakutan.

Ia berkata, "Tolong, Kang Mas.." Gumamnya terus-menerus.

"Sekar, bangun! Bangun!" Ucapnya cemas.

Melihat Sekar tersiksa seperti ini, hati Gajah Mada seakan teremas. Air mata berkumpul di ujung mata. Hampir menetes kala Gajah Mada berkedip.

Beberapa saat lalu, Gajah Mada yang peka dengan pergerakan terbangun akibat racauan dan gerakan gelisah Sekar. Dan ketika ia bangun, situasi inilah yang ia dapatkan.

Ia tahu pasti Sekar sedang bermimpi buruk. Maka dari itu, ia membangunkan Sekar. Tapi Sekar sama sekali tidak mau bangun sama sekali.

Gajah Mada menyingkirkan rambut Sekar yang basah oleh keringat. Ia dengan lembut membisikan sesuatu ke telinganya, dan meniupnya lembut.

Pada saat itulah, Sekar tersadar dari mimpinya. Seakan ia telah terseret ke alam nyata.

Matanya yang terbuka berwarna merah. Air mata langsung menggenang di pelupuk mata. Saat dirinya melihat Gajah Mada, tubuhnya sontak memeluk dirinya.

Mengubur wajahnya pada dada bidang Gajah Mada. Meremat punggung Gajah Mada dan menangis sejadi-jadinya.

Gajah Mada juga memeluk Sekar erat. Membenamkannya lebih dalam ke dadanya. Agar ia merasa nyaman.

Tangannya mengelus surai basah milik Sekar. Ia tidak menanyakan apa yang terjadi, namun ia menenangkan dan mencoba menghibur Sekar tanpa kata.

"Kang Mas.." Panggil Sekar dengan tangis yang menyedihkan.

Gajah Mada membalas dengan, "hmm?" Tangannya berganti mengelus punggungnya. Menandakan kalau Sekar dalam perlindungannya. Ia tidak apa-apa.

"Jangan takut," Ucap Gajah Mada.

"Aku bermimpi.."

Gajah Mada mengangguk. Ia berkata, "Jangan diingat. Itu hanya sekedar mimpi." Kata Gajah Mada.

GAJAH MADA ; Megat RosoWhere stories live. Discover now