Bab 51

4.3K 666 64
                                    

"oh, ayolah. Kau membawa dua pria, apa salahnya menambah satu?" -Louis.

***************** 

Di sebuah gudang penyimpanan tertutup distrik pinggiran kota Terta beberapa orang tampak berbincang di dalam.

"heeeii, sampai kapan aku harus menunggu??"

Seseorang tampak mencurahkan ekspresi kebosanan yang kentara. Orang yang ada di sebelahnya menjawabnya datar.

"Bos adalah orang yang sibuk, kau harusnya berterimakasih beliau memberimu kesempatan bertemu dengannya."

"ya, ya, ya. Kau tidak seru diajak bicara."

Tak berapa lama pintu terbuka, beberapa orang bersetelan hitam muncul, di depan mereka seorang pria melepas mantelnya lalu tersenyum pada orang-orang di gudang.

"Sepertinya aku sedikit terlambat. Maafkan aku."

Orang yang sudah sejak tadi menunggu kebosanan menjawab pertama " aku menunggu sangaaat lama, kau tahu? aku hampir ingin pergi dari sini dan mencari seseorang untuk diajak bermain."

"jaga mulutmu! kau sedang berbicara dengan bos!" pria yang tadi di sebelahnya berujar kesal.

"tidak apa-apa, sebentar lagi kau bisa bermain sepuasmu asalkan kau menerima syarat dariku."

"selama aku bisa bermain akan kuterima apapun itu."

Pria pemimpin itu berbisik pada orang di belakangnya untuk mengambil sesuatu.

"ini adalah kontrak darah, aku ingin kau menandatanganinya. Kau bisa membacanya dulu untuk memastikan."

Pria bersurai perak itu langsung mengambil kontrak darah lalu menuliskan namanya "tidak perlu, aku akan langsung menandatanginya."

"baiklah. Senang bekerja sama denganmu, Sirius sang pembantai."

"ya, ya, ya. Kalau begitu, apa aku boleh menyingkirkan seseorang yang sedang bersembunyi di dalam ventilasi sekarang?"

Orang-orang seketika tersentak, mereka bersamaan menoleh ke arah ventilasi di sisi gelap gudang. Tak ada suara apapun, Sirius kemudian melemparkan pena bulu yang dipakainya untuk menandatangani kontrak.

Trrang Slep

Pena bulu yang tidak tampak berbahaya mampu menembus pelapis besi ventilasi dan menusuk sesuatu.

"ugh."

Sebuah suara samar terdengar dari balik ventilasi, meskipun begitu orang-orang di gudang bisa menyadari jika ada eksistensi tidak diinginkan mengawasi mereka.

Pria pemimpin tadi membuka mulutnya "Sirius, tangkap orang itu hidup-hidup."

"cih, sudah lama sejak aku bermain tapi kau menghalangiku. Tapi untuk kali ini, akan kulakukan."

Pria bersurai perak itu melesat naik, ia membuka paksa jeruji besi ventilasi yang cukup besar itu. Namun, tidak ada siapapun disana.

"hah..hah..hah.."

Napasnya terengah-engah, saat ia tengah mengintai siapa sangka targetnya bisa melacak keberadaannya.

'Sirius sang pembantai, dia bukan orang biasa. Aku harus memberitahu informasi ini secepatnya.'

Langkahnya sedikit tertatih karena terkena serangan pena bulu yang tak terduga. Ia segera meninggalkan tempat persembunyiannya.

Saat ia sangka telah berhasil lolos dari jangkauan orang-orang dari gudang penyimpanan, sebuah bayangan melesat ke depannya mencoba menyerangnya.

Azure I (END)Where stories live. Discover now