Bab 81

753 178 2
                                    

"Tenanglah, hal seperti ini bukan perbuatan roh pendendam." -Alicia.

*******************

Alicia mengangkat salah satu alisnya " apa maksudmu terkutuk?"

"Saya diberitahu kalau rumah itu dulu milik seorang saudagar kaya, sosok paling berpengaruh di kota itu. Ia tinggal bersama keluarganya dan sangat ramah pada warga dengan kasta lebih rendah darinya. Namun ada suatu kejadian yang menggemparkan, yaitu menghilangnya orang-orang yang pulang larut malam. Bahkan setelah dilakukan investigasi, pihak keamanan tidak menemukan apapun dan korban terus bertambah."

"Pada suatu hari, satu orang korban berhasil kembali pulang. Walaupun dalam keadaan terkejut ia masih memberi kesaksian. Korban itu menunjuk pelaku selama ini adalah saudagar kaya dan keluarganya. Tentu saja saudagar itu menyangkalnya, tapi semua bukti berupa kumpulan mayat terkubur di halaman belakang menjadi fakta tak terbantahkan."

"Apa yang terjadi pada saudagar kaya itu?"

Reon menelan ludah "seluruh anggota keluarga dipancung tepat di depan rumahnya. Namun seperti tidak terima, saudagar kaya itu menurunkan kutukan bagi orang-orang. Setelah matahari terbenam, orang yang berada di luar rumah akan terkena sebuah penyakit. Mereka akan mengalami demam sampai batuk yang mengeluarkan tanaman aneh dari tubuh mereka."

"Sejujurnya kenalan saya segera pindah karena takut terkena penyakit itu. Tapi warga kota yang tidak punya apa-apa selain rumah mereka hanya bisa bertahan disini."

"Ternyata begitu."

Alicia menghela napas kasar, baru sebentar ia melakukan perjalanan dan sudah dihadapkan sebuah masalah.

'kenapa perjalananku tidak bisa berjalan dengan tenang.'

Gadis itu hanya bisa pasrah, jika memang sudah seperti ini ia tidak punya pilihan selain menerimanya.

"Baiklah, kita akan bermalam di rumah itu."

Reon tersentak mendengar pernyataan Alicia.

"Apa nona serius?"

"Hujannya tidak akan reda sampai besok. Kita tidak mungkin kembali ataupun melanjutkan."

"No-nona tidak takut dengan kutukan? Ini berbahaya."

Bukankah menginap di rumah itu sama saja dengan mencari mati? Ia tidak mengerti jalan pikiran nonanya itu.

"Tenanglah, hal seperti ini bukan perbuatan roh pendendam. Kalian bisa beristirahat, aku akan mencari sosok kutukan itu."

Alicia membuka pintu kereta kuda, membangunkan bawahannya untuk berpindah ke rumah di ujung jalan.

**************
"Nnnnnn-no-nona, apa yang anda katakan barusan itu benar?"

Wajah Eris memucat, ia mencengkram kuat ujung pakaiannya.

"Tentang rumah ini terkutuk dan ada hantu bergentayangan? Yah, itu yang dikatakan warga kota."

Gadis bersurai jingga itu semakin bergetar.

Alicia mengeluarkan sebuah botol parfum dari sakunya.

"untung aku selalu membawanya." gadis itu menyemprotkan parfum itu ke seluruh tubuhnya sebelum memberikannya pada Reon.

"kalian semprotkan ini ke tubuh kalian."

"nona, bukankah ini..."

"Seperti yang kau duga."

Alicia kemudian menepuk kedua tangannya. "Karena semua persiapan sudah dilakukan, saatnya pergi ke rumah terkutuk."

Kereta kuda berhenti di depan halaman, rumput yang tak terawat menjadi bertumbuh tinggi. Beberapa bagian cat hijau di dinding sudah terkelupas.

Azure I (END)Where stories live. Discover now