Bab 10

10.2K 1.4K 11
                                    

"kegelapan juga bagian dari keseimbangan dunia, hanya karena kita mengambil jalan berbeda bukan berarti kita orang yang sesat" -Hilda (Azure Bab 10)

*************************

Besok malam, Alicia pergi bersama Hilda menuju gereja kegelapan. Orang-orang mungkin menganggap pemuja Dewa Kegelapan telah musnah, tapi mereka salah besar. Para pengikut masih terus hidup walau beribu-ribu tahun telah berlalu.

Mereka pergi menuju hutan di sisi barat ibukota. Hutan suci yang diagungkan sebagai tempat tinggal naga, sosok yang menjadi perwakilan dewa. Pepohonan besar yang berlumut, tetumbuhan perdu yang lebat tidak membuat kesulitan berarti, Alicia memiliki tubuh yang kuat, cukup kuat untuk terbiasa dengan aktivitas malam yang tengah ia lakukan sekarang, Begitupula Hilda, meskipun ia telah renta, tapi napasnya terlihat baik-baik saja.

"apa nona tahu? saya pertama kali datang kesini saat usia saya masih berusia lima tahun. Ayah dan ibu saya mengajak saya pergi ke hutan yang dilarang untuk dimasuki oleh siapapun. Saat itu saya menangis karena takut dengan cerita orang-orang, tapi ibu saya dengan lembut berkata untuk percaya padanya, dan benar saja. Hutan ini tidak menakutkan sama sekali, hutan ini menyimpan hal yang menakjubkan di dalamnya" Hilda bercerita sambil berjalan, Alicia hanya diam dan mengikuti.

Hilda menoleh ke arahku, ia tersenyum "kegelapan juga bagian dari keseimbangan dunia, hanya karena kita mengambil jalan berbeda bukan berarti kita orang yang sesat"

Alicia tidak membalas, tapi dia dengan serius mendengarkan.

"setelah melewati pohon bercabang rendah, dan celah sempit itu, kita akan segera sampai nona" Hilda menunjuk pohon Agba yang sangat besar dengan cabang-cabang muda di bawahnya.

"baiklah"

Dahi Alicia sempat berkerut melihat Hilda menyibak semak-semak.

"apa Nona suka bermain seluncuran?"

"apa maksudmu?" Alicia menjawab tidak mengerti.

"permisi, Nona" 

Alicia belum selesai bertanya saat Hilda dengan sengaja mendorongnya ke lubang di bawah semak-semak tadi. Ia terkejut, tapi tidak sampai berteriak. Alicia tengah meluncur ke bawah, cukup panjang untuk membuat tubuhnya kembali dalam kontrolnya.

puff

Dengan posisi sigap, Alicia mendarat di atas tumpukan dedaunan dan kapuk, sepertinya mereka menyiapkan agar saat jatuh mereka tidak terluka, meskipun tanpa itu, Alicia akan tetap baik-baik saja. 

Gereja kegelapan ada di depan matanya, gereja itu terlihat serupa tapi berbeda dengan gereja cahaya. Tembok yang terbuat dari bebatuan dipoles hitam, lantai pualam yang berwarna hitam, namun taman dan air mancur di sekitarnya tetap terlihat cocok dengan gereja itu.

Butuh waktu cukup lama hingga Hilda tiba, dengan tanpa sopan santun ia menghadap nonanya setelah muncul lewat tangga di sisi lain taman gereja. Terbersit sisa kekehan di wajah Hilda.

'nenek tua ini sengaja mendorongku ke seluncuran, sedangkan dia sendiri menuruni tangga'

"apa anda menikmatinya nona? Jalan yang nona lewati barusan biasanya dipakai anak-anak kecil saat hari pembabtisan"

Alicia menjawab dengan acuh "yah, itu tidak terlalu buruk. Jadi, apa kita bisa masuk sekarang?"

 Teras dalam gereja kegelapan berbeda dengan gereja cahaya. Kalau gereja cahaya memiliki nuansa putih-emas dengan ukiran mendetail di setiap sisi bangunan, maka gereja kegelapan memiliki warna hitam-perak berukiran sederhana, fokus pada ukiran besar dan megah tanpa perlu corak rumit.

Azure I (END)Where stories live. Discover now