Side Story : Rubeus Angius (Part V)

120 23 0
                                    

Suara pedang kayu saling beradu di tengah gemerisik dedaunan yang terhembus angin. Dua orang bocah laki-laki berhadapan satu sama lain, mencoba untuk mendominasi lawannya.

Tak tak tak Swwoosh

"ah sial!" umpat anak laki-laki bersurai hijau setelah pedang kayunya terlempar beberapa meter darinya.

Lawannya berdiri tegak dengan pedang mengarah ke depan wajahnya.

"aku menang lagi."

Fred mengacak-acak rambutnya frustasi "bagaimana bisa kau menang, padahal aku lebih besar darimu."

Anak laki-laki berusia 3 tahun lebih muda darinya duduk sembari meneguk sebotol air.

"kau terlalu lama merespon, kau hanya perlu menyerangku tanpa perlu berpikir panjang."

Mendengar ucapan Allendis, ia mendengus. 

'bagaimana bisa aku bertindak, jika setiap hari gerakanmu semakin cepat?'

Setelah empat tahun berlalu, Fred bisa menyadari perbedaan jarak diantara mereka. Allendis adalah keturunan dari pemimpin pasukan macan hitam, bukan hal yang aneh jika dia juga mewarisi bakat keluarga Ravenell.

Allendis yang sekarang bahkan bisa bertarung seimbang melawan ksatria resmi pasukan macan hitam.

Berbeda dengannya, anak hasil hubungan terlarang antara rakyat jelata dan bangsawan Count tanpa kuasa.

"semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Aku mungkin lebih unggul darimu dalam berpedang tapi tak ada yang menandingimu dalam memanah. Lagipula, kita jauh lebih kuat daripada anak-anak lainnya."

Fred menoleh ke arah anak laki-laki yang berusia tiga tahun lebih muda darinya itu. Dia tidak mencoba menyombongkan kemampuannya, namun Allendis memberinya pengakuan. Sebuah ucapan penghibur.

"kau benar. Mungkin aku kesal karena selalu kalah denganmu dan Duke Vincent, standarku menjadi sangat tinggi karena orang-orang jenius seperti kalian."

Mereka berdua tertawa bersama.

Fred bangkit dari tempatnya, perasaannya menjadi sedikit lebih baik.

'mungkin sampai seterusnya aku tak akan bisa mengimbangi Allendis, tapi aku akan menjadi lebih baik dari kemarin dan seterusnya.'

*********************

Suasana istana menjadi lebih berisik dari biasanya. Banyak orang datang silih berganti dengan urusannya. Bahkan istana bagian utara yang terbengkalai kini ikut mendapatkan perhatian. Beberapa pekerja tampak membersihkan halaman dan beberapa ruangan.

Hal itu tentu saja menarik rasa keingintahuan satu-satunya penghuni disana.

Allendis menyelinap dan bersembunyi diantara pilar, ia menajamkan pendengarannya untuk mencari informasi dari pelayan yang berbincang sembari mengelap jendela.

"hei, memangnya sebenarnya kenapa kita diperintahkan untuk merapikan istana utara ini? bahkan saat raja ulang tahun mereka tak pernah melakukan ini." ucap salah seorang pelayan wanita.

"kau tak tahu? akan ada konferensi antarnegara beberapa hari lagi. Tahun ini, kerajaan Thea yang menjadi tuan rumah. Bahkan beberapa delegasi sudah tiba sejak pagi ini. Istana utara ini mungkin akan digunakan sebagai cadangan jika istana lainnya sampai penuh."

"ugh, itu artinya pekerjaan kita akan semakin bertambah."

Mereka adalah pelayan istana kerajaan, mengerjakan pekerjaan rumah tangga di istana merupakan sebuah kewajiban. Namun sejak dipindahtugaskan ke istana bagian utara mereka mengabaikan aturan dan hanya memeriksa istana seperlunya, lagipula tak akan ada yang peduli jika mereka bermalas-malasan atau tidak.

Azure I (END)Where stories live. Discover now