Bab 60

1.8K 356 14
                                    

"tak kusangka kau lebih berguna daripada asistenku." -Midas.

******************

"apa kakak mengikuti aroma parfum kemari?"

Ran membuka pembicaraan, ia meminta pelayan bar untuk membawakan air putih. Sudah cukup dengan alkohol, meskipun tidak benar-benar mabuk, kepalanya terasa sedikit pusing.

Pria itu mengangguk, seperti biasa Four bukan tipe yang suka berbicara.

Ran memakai parfum untuk menghubungi orang 'scarlet bloom'. Parfum itu sebenarnya tidak memiliki aroma, namun jika asapnya tercampur dengan parfum dari scarlet bloom maka akan menghasilkan bau samar dan sulit terdeteksi bagi orang awam, memberitahu lokasi tanpa harus berhubungan langsung. Metode milik Death Crow ini efektif karena tidak meninggalkan jejak.

Gadis itu hanya perlu meminta Leylin dan Sirius berjalan memutar di sekitar distrik lampu merah sebelum pergi ke bar untuk memberikan tanda. 

Diantara orang-orang di Death Crow, Four adalah orang yang penciumannya paling tajam dan paling handal dalam grup. Meskipun Bar ini memiliki jarak tiga km dari rumah bordil, ia bisa mengikutinya.

Four memberikan secarik kertas pada Ran, gadis itu langsung membuka dan membacanya.

Sabotase ekspedisi berhasil. Pasukan di pukul mundur.

Sudut bibirnya tertarik, pesan itu hanya terdiri dari sebaris kata namun itu jelas berita yang bisa membuatnya tersenyum.

'Carlos dan mata-mata yang berada dalam pasukan berhasil menghentikan ekspedisi Duke Robberstein ke hutan terlarang. Kakek tua ambisius itu pasti sedang mengamuk di mansionnya.'

Membuat seolah situasi seperti fenomena alam, menekan mental pasukan yang termakan rumor mengenai hutan terlarang sudah cukup untuk menghentikan mereka. 

"Terima kasih atas pesannya kak. Tolong sampaikan pada Bos, dia bisa fokus untuk menambang Adamantite sekarang."

Four mengangguk kembali, menatap Ran tanpa ekspresi.

"aku memerlukan bantuan kakak sebentar lagi."

"apa kau akan pergi dari sana?" kali ini Four bersuara.

Ran menggelengkan kepalanya "belum. Aku belum berhasil bertemu dengan pemilik cawan malam. Shenling lebih rumit dari yang kuduga, aku masih harus mengumpulkan informasi.

Mendengar ucapan Ran, wajah Four berubah rumit, seperti setengah sedih dan khawatir? Gadis itu tidak terlalu yakin dan memilih mengabaikannya.

"Oh ya, bisakah kakak meminta Madam Red untuk menaruh mata-mata di tempat Count Mather, akan lebih baik jika bisa ditempatkan dekat putrinya."

"aku akan menyampaikannya."

Setelah menenggak air putih, Ran bangkit dari kursinya meninggalkan Four. Beberapa langkah pergi, pria bersurai hitam kecoklatan itu berbicara kembali.

"Reon baik-baik saja. Dia mengkhawatirkanmu."

Ran tidak menoleh sehingga Four tidak bisa melihat ekspresinya, namun ada nada lega di balik suaranya.

"terima kasih."

 Beralih pada dua orang mabuk yang tidak sadarkan diri, Ran menghela napas kasar.

"Leylin, Sirius, cepat bangun. Ayo kita pulang."

Ran mencoba menggoyangkan tubuh mereka namun tampak tidak bergeming. Gadis itu ingin sekali mengabaikan mereka dan pulang namun ia tidak yakin masalah apa yang akan mereka timbulkan jika Ran membiarkannya. Terutama bila ia tengah bersama seorang psikopat yang senang mengayunkan pedangnya tanpa pandang bulu.

Azure I (END)Where stories live. Discover now