Bab 73

1.1K 272 4
                                    

"aku tidak mau ada korban diantara pihak lawan atau kerusakan bangunan." -Allendis.

**************

Fred tampak berdiri di depan para pasukan, ia mengumpulkan ksatria macan hitam di depan vila.

"kalian sudah mempersiapkan semuanya, kan?"

"tentu saja, wakil kapten Fred."

"sudah lama sekali aku ingin menyerang mereka, hanya karena mereka memiliki emblem negara mereka bersikap arogan dan merendahkan kita."

Para ksatria tampak tidak sabar menanti, Allendis dan Alicia muncul dari depan pintu. Fred menyerahkan komando pada ketua pasukan.

"seperti yang sudah kalian ketahui, hari ini kita akan pergi menyerang markas pasukan keamanan kerajaan. Kita tidak kesana tanpa alasan melainkan menyelamatkan seorang gadis bangsawan yang ditawan disana. Lakukan dengan baik rencana yang sudah kita bahas semalam."

"siap komandan." Para ksatria tampak membalas bersemangat.

"satu hal lagi, aku tidak mau ada korban diantara pihak lawan atau kerusakan bangunan. Sampai aku mendengar keluhan dari kantor administrasi, kalian akan menanggung akibatnya." Allendis menajamkan tatapannya.

Setelah ancaman dari komandan mereka, para ksatria macan hitam bergegas pergi. Orang-orang itu tidak bergerak sekaligus melainkan berkelompok ke berbagai arah. Allendis memobilisasi mereka dalam jumlah kecil untuk mengurangi perhatian orang-orang kota.

"kau tidak mau ikut?" tanya Allendis saat menaiki seekor kuda.

"kau duluan, aku akan pergi bersama Reon."

Awalnya Allendis tampak tidak setuju, namun Reon datang bersama tunggangan kuda. Alicia menerima uluran tangan Reon untuk duduk bersamanya.

"kau urus saja pasukanmu, aku akan mengikuti dari belakang. Tak perlu khawatir, ksatriaku ini bisa diandalkan."

Reon tampak memerah, ia kehilangan fokus saat tubuh mereka berdua berkontak di atas tunggangan.

Sudah cukup lama sejak terakhir kali Alicia menaiki kuda. Sensasi hembusan angin berbeda dengan saat menaiki kereta kuda. Meskipun ia ingin sedikit mengeluh karena tengah memakai gaun, bagaimanapun kedatangannya bukan sebagai 'Eleven', 'Ran', atau bahkan 'sang pengembara'. Ia pergi kesana sebagai Alicia, gadis lemah teman dari Arabella.

Sesampainya disana, keadaan berbeda dengan ekspektasi Alicia.

Banyak orang memenuhi markas pasukan keamanan kerajaan, bukan pasukan Allendis melainkan orang-orang sipil. Wajah mereka tampak marah dan memegang kayu atau batangan besi di tangan mereka.

"kalian tidak pantas menyebut diri kalian ksatria!"

"tidak tahu malu!"

"aku kehilangan putriku karena kalian. Jika kalian tidak menuduhnya untuk kejahatan yang tak dia lakukan. Dia pasti tidak akan pernah bunuh diri!"

"apa yang sebenarnya terjadi disini?" Alicia mengedarkan pandangan sampai melihat Allendis berada di dalam bangunan berlantai tiga itu.

Reon yang mengerti langsung membuka kerumunan untuk nonanya masuk ke dalam.

"Allendis!"

Pria bersurai hitam itu menoleh, Alicia memperhatikan ekspresi kesal yang tertahan darinya dan para pasukan macan hitam. Tak hanya itu, pupil mata gadis itu membesar saat menemukan tokoh utama pria dan tokoh utama wanita disana, saling berpelukan.

'sebenarnya apa yang terjadi!?'

"ini ulah bocah cengeng Keittenberg itu." ucap Allendis.

Alicia menatap tidak mengerti.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang