Side Story : Rubeus Angius (Part VIII)

89 21 0
                                    

"seseorang tampaknya cukup bodoh untuk merencanakan sebuah jebakan konyol seperti ini, dia meremehkan kita." -Fred

******************

Hari merangkak menuju pagi, Allendis membuka mata dan segera mempersiapkan diri. Ruangan besar yang asing dengan perabotan mewah tampak berkilau terpantul cahaya. Anak laki-laki itu membuka tirai dan merentangkan tangannya.

Semua terasa seperti mimpi.

Ia tidak lagi berada di istana kotor berdinding retak dengan lorong kosong tanpa penghuni yang terabaikan. Allendis memutuskan untuk meninggalkan semua itu dan bergerak maju.

Dengan pernyataan tak terduga semalam, orang-orang tak punya pilihan selain memperlakukannya dengan cukup baik. Allendis dan orang-orang yang ikut bersamanya tinggal di kamar istana utama.

Cklek

"Hei, Allendis! apa tidurmu nyenyak semalam?" Fred muncul dari balik pintu tanpa mengetuk

"setidaknya tempat ini nyaman."

"aku setuju, istana asli memang memiliki level berbeda. Kurasa aku bisa tenggelam diantara selimut dan tumpukan bantal selamanya."

"kau bisa melakukannya kalau kau mau."

"hah, aku akan melakukannya saat kita sudah memenangkan pertarungan."

Allendis mengangguk, beberapa saat kemudian para pelayan mengetuk pintu. Sebuah perintah untuk segera bersiap-siap dengan pertemuan dengan Raja.

Fred menepuk bahu Allendis "aku berharap kau bisa melaluinya dengan baik."

Anak laki-laki bernetra merah itu mengepalkan tangannya.

"tentu saja."

Ruangan aula yang besar terasa menyesakkan. Podium tinggi terletak di ujung ruangan, duduk beberapa orang dengan kuasa. Mereka memandang objek yang berada di tengah ruang dengan berbagai ekspresi.

Seorang anak laki-laki yang baru saja hendak menginjak usia 10 tahun.

Allendis berdiri tanpa bergeming mendapati dirinya tengah menjadi pusat perhatian.

"Allendis Carswell, menurut pernyataan darimu. Kau adalah pangeran ketiga dari kerajaan ini, yaitu kerajaan Thea. Merupakan putra sah dari Raja Finley Carswell dan Victoria Ravenell."

"itu benar." Allendis mengangguk.

Salah seorang dari pihak kejaksaan yang menjadi juri saat itu berujar kembali.

"baiklah, saya dan para tamu penting yang hadir disini akan menguji kemampuanmu sebagai pangeran. Berbeda dengan keturunan raja lainnya, anda adalah kasus unik, setelah diskusi kami memutuskan untuk memastikan bahwa anda bisa mengemban gelar pangeran."

Orang-orang dari pihak raja membuat pilihan untuk tidak menolak keberadaan Allendis mentah-mentah. Namun memerikan sebuah rangkaian tes dengan alibi kepantasan.

Duke Ravenell tentu mengerahkan semua kekuatannya, konferensi yang tadinya hanya dipenuhi penguji dan pengamat dari pihak Duke Wilhelm Robberstein kini berimbang dengan memakai sisi netral dari akademi.

Hasil keputusan juga akan ditentukan saat selesai dalam bentuk tercatat oleh juru tulis agar tidak ada manipulasi ataupun bentuk kecurangan lainnya.

Ia juga berhasil meyakinkan orang-orang agar Leonard von Aldergard dan Rine Verendus bisa turut serta dalam hal ini.

'sekarang semuanya tergantung padamu, Allendis.'

Vincent menarik napas dengan risau.

"mari kita mulai dengan tes pengetahuan umum secara lisan."

Azure I (END)Where stories live. Discover now