Bab 5

13.4K 1.7K 48
                                    

Aku menyelinap kembali ke lorong rahasia mansion Foster, aku berencana menilik ke ruang kerja Marquess Foster yang sekarang dikuasai jal-, maksudku wanita itu. Aku bisa mendengar suara penjaga yang berjalan dibalik dinding yang kulewati, satu tidak dua jam sekali dia akan berputar kembali ke ruangan ini, Glisetta sedang berada di kamar tidur, dan tidak ada siapapun di ruangan itu.

Ruang kerja yang berada di lantai dua itu tersusun rapi, dengan meja kerja membelakangi teras, sofa tamu di tengah dan lemari buku di sudutnya yang menjadi pintu lorong rahasia. Simbol keluarga Foster bunga Delphinium, tergantung di dinding. Tidak banyak berkas berguna di atas meja kerja, begitupula buku-buku di rak.

'aku tidak bisa membuka laci kecil meja ini, aku butuh stempel keluarga untuk membukanya'

Masalahnya, stempel keluarga dipegang jal-maksudku wanita itu. Sepertinya semua dokumen yang kubutuhkan ada di dalam sini. Aku membaca beberapa lembar kertas, aku tergelak menyadari laporan di kertas itu tidak sesuai dengan data sebenarnya. Perpustakaan menyimpan pembukuan sebelumnya, jelas aku tahu rata-rata nominal finansial keluarga Foster.

Aku kembali masuk ke dalam lorong rahasia, untuk membuka laci itu aku perlu menunggu saat pertemuanku dengan Carlos kembali. Malam masih panjang dan aku masih perlu melakukan beberapa persiapan.

********

Seperti kemarin-kemarin, aku berolahraga mengelilingi mansion, tidak banyak hal yang terjadi dan kebanyakan penghuni mansion juga belum terbangun. Sayup-sayup terdengar suara dari barak pasukan ksatria perak.

Dari kejauhan aku melihat para ksatria melakukan latihan pagi, termasuk Reon. Wajah acuhnya masih sama seperti biasa tapi aku tahu ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Setelah, para ksatria pergi untuk lari pagi, aku masuk ke dalam gudang penyimpanan senjata. Berbagai jenis senjata ada di sini, pedang panjang, panah, tombak, tongkat kayu, dan masih banyak lagi. Pandanganku tertuju pada satu kotak kayu, aku membuka sarung penyimpan dan memegang senjata, mencoba mengayunkannya sesekali untuk melihat kecocokannya.

'sayang sekali disini tidak ada pistol. Atau aku bisa membuatnya sendiri?'

Aku tahu struktur mekanis pistol sederhana, tidak sulit bagiku membuatnya. Aku memegang daguku, berpikir cara memproduksi senjata berpelatuk itu.

'tidak, aku tidak bisa merusak keseimbangan dunia ini dengan menciptakan barang berbahaya dunia modern'

Aku segera bergegas meninggalkan barak setelah mengambil dua bilah senjata dari gudang penyimpanan.

"nona Alicia, saya sudah menyiapkan sarapan untuk anda" ucap Eris seraya mendorong kereta makanan ke kamarku.

Gaun sutra berhias permata dengan pita besar di tengah melekat di tubuhku. Aku melihat pantulanku di cermin saat para pelayan menata rambutku.

'Alicia benar-benar sangat cantik'

Kulitnya yang seputih porselen, tubuh ideal yang diimpikan banyak wanita, Rambut putih keabu-abuan yang halus, matanya yang berwarna azure tampak berkilau diterpa cahaya, ciri khas keturunan keluarga Foster.

'benar, Alicia adalah keturunan Foster yang sebenarnya, bukannya jal-maksudku wanita asing berambut coklat yang senada dengan irisnya'

"baik, aku akan segera memakannya" aku menoleh ke arah Eris yang mengantarkan makanan.

Eris terus menungguku hingga aku selesai makan, dan menuangkan secangkir teh. Semenjak Eris ikut ke kota bersamaku, dia menjadi pelayan yang bertugas melayaniku. Meskipun ia terlihat lemah, penuh keraguan dan mudah sekali gugup, tapi aku tahu dia tidak seperti orang-orang munafik di mansion ini. Mulutnya terbuka dan tertutup beberapa kali seperti ingin mengucapkan sesuatu.

Azure I (END)Where stories live. Discover now