Bab 8

10.4K 1.4K 11
                                    

Setelah melewati berbagai distrik, jalanan, dan beberapa kali menaiki atap rumah. Mereka sampai di sebuah mansion sederhana yang dikelilingi pepohonan besar di pinggir kota Osbolt. Mansion itu memang tidak sebagus mansion Foster akan tetapi terlihat terawat, dengan taman bunga mawar yang lebat.

"apa ini tempatnya?" sosok asing itu bertanya.

"i-iya, ini tempatnya. Kau bisa menurunkanku, aku bisa berjalan sendiri"

Sosok asing itu menurunkan pemuda yang ditolongnya "kalau begitu, aku pergi"

"tu-tunggu-"

Tanpa menoleh sosok asing itu telah lenyap, menghilang dengan sangat cepat. Pemuda itu masih melihat ke arah pepohonan, hingga sebuah suara berbicara padanya.

"Johan? apa yang kau lakukan disini?"

Sang pemuda segera berbalik, ia memeluk seseorang yang berbicara tadi "kakak!"

"apa yang terjadi? kenapa kau berada disini?" suara seseorang itu terdengar datar, tapi kata-katanya tersirat kekhawatiran.

"ceritanya panjang kak, aku hampir menjadi budak, tapi seseorang menyelamatkanku. Seseorang yang memiliki kekuatan seperti kakak"

"Kekuatan sepertiku?"

"iya, aura kakak dan orang itu mirip"

'ho, insting Johan tidak mungkin salah dalam merasakan aura orang'

Orang itu kemudian tersenyum, si pemuda itu tidak melihat senyum misterius milik kakaknya.

"kalau begitu, kau bisa menceritakannya padaku setelah kau membersihkan diri dan beristirahat"

"baik, kak Nero"

'seseorang dengan kekuatan sama sepertiku? ini pasti menarik'

Sementara itu, sosok asing yang telah menyelamatkan pemuda itu tengah berlari secepat mungkin melewati atap rumah-rumah. Wajahnya yang tertutup tudung menunjukkan ekspresi kesal.

"sial, aku tak menyangka mengantarnya sampai pinggir kota. Aku sudah terlambat, sialan, Carlos pasti akan mengejekku setelah ini " umpat Alicia.

Alicia mulai membayangkan senyum konyol di wajah Carlos setelah ia membalas surat burung gagak dengan percaya diri.

Aku mengerti. Aku akan datang tanpa kau sadari.

Setiap Alicia mengingatnya, ia merasa ingin mencari sebuah lubang dan mengubur dirinya sendiri.

"selamat datang, eleven. Kau benar, aku tidak menyadarinya bahwa kau akan datang di waktu yang tidak kuduga hahahaha" senyum terkembang di wajah Carlos, senyum yang sama persis seperti bayangan Alicia.

"haha, maaf datang terlambat, bos" Alicia tersenyum canggung.

Baik Alicia maupun Carlos menggunakan sebutan masing-masing sesuai kesepakatan mereka. Atasan dan bawahan, tidak peduli Alicia adalah seorang bangsawan, sekarang ia adalah pekerja yang berada di bawah naungan Carlos.

"tenang saja, para anggota yang lain juga baru datang"

Carlos menuntun Eleven mengelilingi markas milik Carlos. Tiga lantai terbawah merupakan rumah bordil untuk melayani pelanggan, sedangkan lantai atas adalah pribadi milik ketua serikat dagang Axton. Pria tua berjenggot oranye itu memutar sebuah tuas rahasia di bawah perapian yang mengakibatkan rak buku di sisi ruangan bergeser, sebuah pintu besi berdiri kokoh di belakangnya. Carlos mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya, dan membuka pintu.

"lady's first"

Eleven mengernyitkan dahinya, tapi tetap melangkahkan kakinya menuruni tangga, setelah beberapa menit berjalan mereka sampai di depan pintu besar. Mengingat tidak ada tempat seperti ini di bangunan ini, kemungkinan besar lokasi tempat ini berada di bawah tanah.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang