Bab 30

6.5K 992 24
                                    

"apa kau pikir aku akan langsung mempercayaimu walaupun kita sudah menandatangani kontrak? siapa yang tahu salah satu dari kita akan mencoba menusuk dari belakang? Ah, atau kau berpikir aku jatuh hati padamu? Kupikir kau jauh lebih pintar dari itu." -Allendis.

******************

Semua terasa begitu cepat, Alicia kini berada di kereta kuda bersama Duke Allendis. Mereka tengah menuju mansion ibukota milik keluarga Ravenell. Gadis itu melihat jari manisnya, sebuah cincin perak bermata kristal dengan motif Petunia terpasang pas untuknya.

Ia mengingat bagaimana Duke Allendis datang malam hari ke mansion Foster. Layaknya kisah romansa picisan, Duke bersetelan rapi bernuansa biru tua memegang buket perpaduan bunga Petunia hitam dan Delphinium, bersama bertumpuk-tumpuk hadiah di kereta kudanya. Ia tersenyum juga mengulurkan tangannya yang kosong kepada Alicia.

"mungkin kedatanganku mengejutkanmu, tapi aku datang untuk melamarmu, Alicia."

Para pelayan dan staf mansion yang penasaran mencuri tempat untuk melihat kejadian itu. Begitupula Glisetta yang terkesiap melihat tumpukan kotak hadiah di dalam kereta. Malam itu juga mereka berbincang, Glisetta adalah wanita yang materialistis, dihadapkan dengan emas dan permata di depan matanya ia rela menjual keponakannya pada malaikat maut tanpa berpikir dua kali.

Dua hari setelahnya, Duke Allendis langsung kembali ke mansion Foster untuk menjemput Alicia. Gadis itu tahu, mereka harus bergerak cepat untuk menyusun rencana mencegah peristiwa yang sebentar lagi akan terjadi di ibukota, tapi di satu sisi ia tidak bisa mempersiapkan mental untuk pertunangannya walaupun hanya sebatas kontrak. 

Alicia hanya membawa pakaian dan barang-barang sekenanya termasuk dokumen penting. Hilda sempat protes karena Duke muda itu tidak memberikan waktu yang cukup untuk bersiap-siap. Alicia menenangkan Hilda bahwa mereka akan kembali lagi saat semuanya sudah selesai.

Rombongan Alicia hanyalah terdiri dari tiga pelayannya, Hilda, Eris, dan Michael, serta ksatria Reon. Mereka berada di kereta kuda yang berbeda dengan Alicia. 

Disinilah Alicia, kembali berdiri di depan pintu utama mansion Ravenell. Hanya ada Johan dan seorang pelayan tua yang belum pernah Alicia lihat menunggu di depan pintu.

Duke Allendis mengabaikan etiket bangsawan dan berjalan mendahuluinya, pelayan tua itu mengikutinya. Jika saja itu wanita bangsawan lain, mereka sudah sakit hati diperlakukan seperti itu, tapi Alicia mengenal pria itu, setidaknya dari apa yang tertulis di novel. Duke Allendis tidak akan menjalankan sikap sopan santun jika itu memang tidak perlu.

'apa yang kuharapkan? pria sopan yang akan bersikap baik pada orang lain?'

Kereta kuda yang dinaiki pelayan Alicia belum sampai, akan butuh waktu bagi Alicia jika menunggu pelayannya menolongnya turun dari kereta sesuai etiket. Ia memutuskan untuk turun sendiri sampai seseorang mengulurkan tangan untuknya.

"nona penyelamat, ijinkan saya membantu nona." ucap Johan tersenyum riang sambil mengulurkan tangannya pada Alicia.

Alicia menerima tangan Johan "terimakasih Johan."

"koper milik nona akan saya bawakan nanti, saya akan mengantar nona ke kamar."

"baiklah."

'Hilda dan yang lain bisa menyusul nanti.'

Sesaat Alicia dan Johan memasuki mansion, Johan berbalik dan berbicara.

"Ah, kakak meminta saya untuk menceritakan sejarah singkat keluarga Ravenell pada nona. Saya akan menjelaskannya sambil menemani nona."

Gadis itu membaringkan tubuhnya ke kasur, selama dua jam penuh ia harus mendengarkan penjelasan super padat dari Johan. Alicia memang suka sejarah, tapi mendengarkannya selama dua jam juga akan membuat telinganya berdenging.

Azure I (END)Where stories live. Discover now