Bab 80

889 176 0
                                    

"Nona...rumah itu telah dikutuk." -Reon.

(Gatau mau quote apa, apakah ini termasuk spoiler?)

***************

Tumpukan salju di pinggiran kota mulai mencair, diikuti hewan-hewan hibernasi yang terbangun dari tidurnya. Warna kota yang tadinya dipenuhi hamparan putih kini kembali dengan beragam corak.

Alicia sudah mengepak barang-barangnya lalu meletakkannya di kereta kuda yang ia pesan khusus untuk perjalanan yang panjang. Bagaimanapun ia memilih untuk bertansportasi dengan nyaman.

"apa tidak ada barang-barangmu yang tertinggal?" tanya Allendis.

Pria itu mengantarnya pergi di depan vila, termasuk Johan termasuk wakil komandan pasukan macan hitam dan beberapa pasukan lainnya yang cukup dekat dengan Alicia. Walaupun mereka sempat mendapat tatapan membunuh dari Allendis namun melihat wajah Alicia yang tersenyum senang, Duke muda itu mengalah dan membiarkannya.

"kurasa tidak, aku akan menghubungimu jika sudah sampai. Ceritakan padaku bagaimana hasil rapatnya nanti." ucap Alicia tersenyum menyeringai.

"tentu saja."

"nona, kereta kudanya sudah siap. Kita bisa segera berangkat." Reon yang baru saja kembali mengepak barang muncul dari kejauhan.

"aku mengerti." Alicia menjawab Reon "baiklah, aku harus pergi sekarang. Jaga diri kalian semua."

Saat orang-orang melambai mengucapkan selamat tinggal, tiba-tiba Allendis mengulur lengannya, meraih Alicia yang baru saja hendak melangkah.

"apa yang kau-"

"sebentar saja."

"apa?"

"seperti ini sebentar saja."

Tubuh Alicia yang kecil bisa tertutupi oleh Allendis, ia menundukkan kepalanya di bahu gadis itu dekat dengan leher yang tertutupi gaun berkerah tinggi. Mencoba menghirup aroma campuran lavender dan peppermint yang menyegarkan. Allendis tidak pernah memedulikan seperti apa aroma orang lain. Mungkin ia akan mulai menaruh pengharum ruangan di kantor kerjanya dengan bau seperti ini nantinya.

Tidak sampai semenit sebelum Allendis melepaskan pelukannya dan berbalik pergi, melambai kecil pada Alicia.

"hati-hati di jalan."

Alicia diam membeku untuk beberapa saat bersama orang-orang yang menonton disana, terlalu terkejut untuk bereaksi.

**************************

Kereta kuda berjalan menyusuri tanah lapang, memasuki wilayah perbatasan selatan dan tengah sebelum menuju ke utara. Membutuhkan setidaknya satu minggu untuk sampai di wilayah utara.

Alicia memalingkan perhatiannya pada pemandangan monoton di luar jendela, ia melihat dua cincin di jarinya. Cincin perak dengan permata hitam sebagai matanya yang diberikan Allendis sebagai ikatan pertunangan dan cincin perak dengan ukiran aksara kecil melingkari tengahnya yang merupakan perwujudan artifak yang Alicia pegang.

Gadis itu berhasil menguasai transformasi artifak seperti Alexander, dia bisa mengubah artifak pedang dan sabitnya menjadi benda yang tidak mencolok. Reon juga bisa melakukannya namun memilih tidak mengubahnya dan tetap meletakkannya di ikat pinggangnya.

Ada sepuluh artifak tipe senjata yang dipakai pahlawan kuno masa lampau. Alicia sudah menemukan tiga, dua pedang dan satu sabit. Meskipun begitu, masih ada tujuh yang tersebar di seluruh benua. Tidak ada yang tahu persis seperti apa sisanya.

'aku tidak terbiasa memakai sabit, gerakanku jadi lambat karena harus memperhatikan panjang jarak dan kekuatan ayunan.'

Alicia memiliki artifak sabit dari Alexander dan pedang bermata satu milik Sirius. Kalung di lehernya juga artifak tipe perhiasan yang bisa menciptakan perisai pada keadaan darurat. Ia berniat memberikan salah satunya pada Louis atau anggota death crow namun tak ada satupun yang bisa memakainya.

Azure I (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora