Side Story : Rubeus Anguis (bagian I)

864 111 3
                                    

Semua orang sama di mata Dewa. 

Setiap manusia dilahirkan suci tanpa kesalahan apapun. Layaknya sebuah kertas putih tak bernoda, siapapun diberkati kehidupan yang baik baginya.

Namun itu semua hanya ilusi.

Manusia dan semua persepsi di luar logikanya menimbulkan prasangka. Bahkan pada bayi yang polos tanpa tahu apa-apa.

Namanya Allendis Carswell, putra ketiga Raja Finley Carswell dengan selir kedua Victoria Ravenell. Terlahir sebagai anggota keluarga kerajaan, Allendis mendapat gelar pangeran dan berada pada urutan ketiga penerus takhta setelah kedua kakak laki-lakinya dari permaisuri Charlotte Robberstein.

Sebagai selir kedua yang kini telah berubah menjadi gelar ratu setelah permaisuri sebelumnya meninggal dunia, Victoria sangat mendambakan lahirnya anak laki-laki dari kandungannya. Ia mencintai suaminya dan berharap mendapat kasih sayang darinya. Namun Charlotte mengambil semua itu, wanita cantik dengan surai merah yang menawan mengambil semua cinta untuk dirinya sendiri, terlebih setelah memiliki dua putra bersama raja.

Ia tidak bisa menerima itu, Victoria juga berhak mendapatkan tatapan yang sama saat raja Thea melihat permaisurinya.

Pada dua tahun setelah pernikahannya ia mendapat kabar kehamilannya dari dokter, dengan telaten wanita bernetra ungu itu mengelus perutnya perlahan.

"aku akan memberimu nama Allendis. "

Meskipun Raja tak memiliki sedikitpun waktu untuk sekedar mengunjungi ratunya, namun Victoria terus memegang harapan pada anak yang mulai tumbuh dalam kandungannya.

Hari berganti bulan, hampir tiga musim berlalu dan tiba saatnya persalinan. Kala itu, hari dirundung hujan deras yang tampak enggan mereda. Setelah perjuangan panjang, dokter yang memimpin saat itu terdengar berseru.

"seorang anak laki-laki!"

Wajahnya menjadi cerah mendengarnya, mimpinya bisa terwujud. Meskipun ia memaksa ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Duke Ravenell untuk menekan raja menikahinya tanpa berlandaskan cinta, Victoria bisa mencuri perhatiannya jika memiliki seorang penerus takhta.

"aku ingin melihat bayiku."

Seorang pelayan wanita yang baru saja selesai memandikan bayinya langsung menyerahkannya pada Victoria. Ia tersenyum lebar, kabar mengenai kelahiran putranya harus ia sampaikan pada suaminya.

Namun ekspresinya seketika berubah saat kelopak mata bayi kecil itu terbuka.

Netra merah yang menyeramkan.

Pupil bayi itu memiliki warna berbeda, seperti darah memenuhi bagian tengah matanya. Bayi kecil itu terdiam, kini tatapan polosnya bertemu dengan ibunya. Seolah mengenalinya, bayi kecil itu tersenyum.

"aaaaa....aagh..."

Namun, Victoria merinding melihatnya, wanita itu menjadi histeris dan memberikan bayinya pada pelayan wanita di sisinya.

"jauhkan makhluk itu dariku."

"ya-yang mulia ratu...bukankah dia bayi anda?" dokter wanita bertanya pada wanita yang kini mengalihkan pandangannya.

"dia bukan bayiku, dia adalah monster."

Semenjak itu, Victoria tak pernah mengunjungi bayinya. Putra laki-lakinya ditempatkan di istana bagian utara. Meskipun termasuk dalam bagian istana kerajaan, tempat itu tak lebih dari gedung tua yang terbengkalai. Tak ada taman dan fasilitas lainnya, hanya lorong panjang dengan ruangan-ruangan kosong yang berdebu.

Wanita bersurai hitam panjang itu mengabaikan putranya seperti mereka hanya orang asing. Begitupun Finley Carswell yang mengetahui kondisi anaknya memiliki kecacatan pun tak pernah melihatnya.

Azure I (END)Where stories live. Discover now