Bab 11

9.2K 1.3K 29
                                    

Selama ini Alicia selalu berpikir logis untuk menghadapi situasi, ia akan tetap tenang dan mengatur wajahnya agar sulit dibaca orang lain. Akan tetapi baru kali ini setelah terbangun menjadi Alicia, ia dibuat tidak bisa berkata-kata, mulutnya menganga tak percaya.

"SELAMAT DATANG NONA KSATRIA ALICIA FOSTER, KETURUNAN KSATRIA SUCI DEWA KEGELAPAN"

Jajaran pendeta dan biarawati berderet di sepanjang lorong membungkuk hormat, karpet merah digelar di tengah-tengah mereka. Di salah satu ujung karpet terdapat Alicia yang membeku melihat orang-orang itu.

Hilda yang awalnya berada di sampingnya tanpa disadari telah ikut dalam barisan meninggalkan Alicia, terdengar Hilda berusaha menahan tawanya.

'wah gila, nenek itu benar-benar mengerjaiku malam ini'

Alicia menatap tajam kearah Hilda kali ini, ia akan mengingat ini dan membalas Hilda.

Ia menarik napas, kemudian berjalan diatas karpet yang telah disiapkan. Orang-orang ini tentu akan bersikap lebih histeris jika Alicia tidak melakukan ini. Ini memalukan, sangat memalukan baginya, ia selalu tidak suka jika ada semacam upacara penyambutan seperti ini bahkan saat kehidupannya dulu.

'aku bahkan bukan seorang saint atau uskup agung, tapi penyambutannya sudah berlebihan begini'

Alicia telah sampai di depan pintu besar yang lebih tinggi tiga kali lipat darinya, mudah mengetahui ini pintu menuju ruangan paling penting di gereja, melihat dari bahan perak dan ukiran yang digunakan pada pintu ini. Pendeta yang berada di dekat pintu segera membukanya.

crreak

Bunyi pintu bergema di dalam ruangan, aula besar dengan kursi melingkari separuh ruang, patung-patung yang menyerupai dewa-dewa kegelapan, serta lingkaran di atas tanpa atap yang menunjukkan bulan yang bersinar purnama.

"SELAMAT DATANG NONA KSATRIA ALICIA FOSTER, KETURUNAN KSATRIA SUCI DEWA KEGELAPAN" seorang pria berdiri di atas altar menyambut Alicia.

'ugh, cukup dengan panggilan memalukan seperti itu'

Alicia berjalan menuju lingkaran tanpa atap, diikuti para pendeta dan biarawati yang mulai duduk di kursi. Hilda memang tidak memberitahunya mengenai seluncuran dan penyambutan konyol itu, tapi ia memberitahu apa yang harus dilakukan untuk membangkitkan kekuatan berkat Dewa Kegelapan.

"saat kita sampai di aula, nona harus berada di lingkaran tanpa atap di tengah ruangan, sinar bulan adalah perantara kita dengan Dewa kegelapan"

Alicia mengangguk kecil mengisyaratkan kepala pendeta untuk memulai.

"dengan tuntunan Dewa Kegelapan, kita semua berada di sini untuk memulai ritual pembangkitan berkat dari garis keturunan ksatria suci Dewa Kegelapan"

Para pendeta dan biarawati bangkit dari kursi mereka. Alicia bertekuk lutut, kaki kanan di dihadapkan ke depan, kaki kiri menekuk ke belakang. Tangan kanannya memegang dada kirinya.

"Saya, Alicia Foster. Keturunan Ksatria Dewa Kegelapan dengan tuntunan-Nya berada disini untuk memulai ritual pembangkitan berkat"

"DENGAN TUNTUNAN DEWA KEGELAPAN" ucap serempak para pendeta dan biarawati.

Kepala Pendeta turun dari altar, dan pergi menuju Alicia "nona Alicia Foster, dengan kuasa yang diberikan padaku, atas nama Dewa Kegelapan aku memulai ritual pembangkitan"

"ATAS NAMA DEWA KEGELAPAN" Alicia dan pengikut lainnya berkata serempak.

Kepala pendeta menyipratkan air ke sekitar lingkaran tempat Alicia berada, sedangkan Alicia menyayat kecil jarinya, membiarkan darah menetes ke lantai.

Azure I (END)Where stories live. Discover now