Bab 1

20.8K 2.1K 35
                                    

Butuh waktu tiga hari bagiku untuk menerima semua hal tidak masuk akal ini. Biasanya dalam keadaan darurat pun aku selalu bisa berpikir logis dan memecahkan permasalahan. Memiliki ibu yang menganggapmu hanya sebagai alat untuk mencapai ambisinya tentu saja membuatmu mengalami hal-hal yang bisa dibilang tidak biasa. Akan tetapi, semua pengalaman yang kupunya seolah tidak berguna dalam situasiku sekarang.

Menurut analisis dan observasiku selama beberapa hari, aku sedang berada dalam sebuah novel tepatnya novel Arabella. Fakta mengejutkan tidak berhenti sampai disitu, aku sekarang menjadi tokoh Alicia yang dulu membuatku bersimpati padanya karena nasib hidupnya berujung tragis. Jujur saja, otakku sempat tidak bisa mencerna kenyataan ini, bagaimana mungkin seseorang bisa masuk dalam sebuah cerita dan menjadi salah satu tokoh disana.

Setelah waktu yang sulit akhirnya aku berhasil menerimanya, menjadi tokoh sampingan dalam sebuah novel. Aku sudah membaca novel ini hampir tiga kali, setiap kata-kata yang ditulis bisa kuingat dengan jelas.

Alicia Foster adalah anak pertama Marquess Thomas Foster. Bangsawan yang menjaga kerajaan dengan pasukan unit spesial 'serigala perak' di wilayah utara. Kekayaan, status, dan cinta dari keluarganya, Alicia memiliki segalanya. Hingga kemalangan menimpanya, Marquess Foster mengalami kecelakaan kereta kuda, Alicia muda yang tak memiliki arah tujuan diselamatkan oleh sang bibi.

Bibi Alicia adalah saudara jauh ibu Alicia, wanita setengah baya yang selalu terlihat anggun bernama Glisetta Langston. Setelah mendapat kepercayaan Alicia, Glisetta menjadi kepala keluarga bangsawan Foster. Alicia yang polos tak pernah tahu jika bibi yang selama ini dikenalnya hanya sebuah topeng untuk menyamarkan wujud aslinya.

"seharusnya kau tak pernah mempercayai siapapun, Alicia" gumamku.

"apa nona mengatakan sesuatu?" Madel, pelayan itu bertanya padaku.

"tidak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

Madel tidak bertanya lebih lanjut, ia sibuk menata cangkir teh dan kue kering di meja. Aku tengah duduk di taman, saat Madel menginterupsiku dengan sesi minum teh ala bangsawan. Aku sedikit merasa bersyukur pernah belajar etika bangsawan sebelum aku menjadi Alicia, membuatku mudah beradaptasi disini.

"hari ini saya menyiapkan teh chamomile dan cheesecake sebagai pendampingnya, saya mohon maaf tidak bisa menyiapkan makanan favorit nona karena para koki kehabisan bahan-bahannya"

"tidak apa-apa Madel, terimakasih sudah menyiapkannya. Kau boleh pergi"

Raut terkejut tampak di wajah Madel, mungkin tidak menyangka akan jawaban yang kuberikan. Dengan masih sedikit heran, ia lalu pergi. Kini aku sendirian, tanganku meraih gagang cangkir teh mendekatkannya ke hidungku. Aroma teh yang harum tercampur dengan bau yang asing. Permainan sudah dimulai rupanya.

****************

Waktu sudah menunjukkan tengah malam, bulan purnama bersinar menerangi langkahku, ini saatnya aku bertindak. Para penjaga sudah pulas tertidur, mereka mungkin tidak berpikir bahwa nona yang mereka jaga telah menghilang.

Pintu sedikit berderit setelah aku membuka pintu perpustakaan berbekal penjepit rambut. Mataku mengedar ke seluruh penjuru, terlihat jelas perpustakaan keluarga Foster yang menyimpan buku-buku berharga, sepertinya keberuntungan berpihak kepadaku karena aku dengan mudah menjelajahi tempat yang penuh rak buku dan dokumen penting itu berkat cahaya dari bulan.

Aku ingin sekali membaca semua buku-buku yang ada di sini sekarang juga, tapi ini bukan waktu yang tepat. Ada hal yang jauh lebih penting daripada memuaskan rasa ingin tahuku, yaitu nyawaku sendiri. Teh yang tadi siang disiapkan tadi siang sudah dicampur racun yang memiliki efek menggerogoti tubuh sedikit demi sedikit, begitu pula makanan pendampingnya. Jika aku tidak segera bertindak, maka kisahku akan sama seperti Alicia.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang