Bab 64

1.6K 339 22
                                    

"Masih lebih baik ketimbang seseorang yang bukan siapa-siapa berusaha untuk ikut campur." -Allendis.

*****************

Pernikahan Lilian Mather diadakan di area terbuka, bangunan dengan atap rendah dan pilar-pilar penyangga dihias berbagai bunga dan tanaman hias. Semua tertata dan terjadwal, ia hanya perlu berdiri di depan altar dan mengucapkan ya saat pendeta bertanya padanya.

Lilian melihat pantulan dirinya di cermin, gaun putih tanpa lengan yang mekar berhias ornamen dan renda, rambut hazelnya disanggul tinggi tempat diletakkan tiara di atasnya, wajah terlukis cantik hasil riasan berjam-jam.

Ia tidak bahagia, sama sekali.

Gadis itu sudah lama lupa dengan perasaan seperti itu, sudah tiga tahun berlalu. Dulu semua baik-baik saja, ia memiliki keluarga seutuhnya, hangat dan saling menyayangi dalam harmoni.

'aku harus menahannya, hari ini adalah harinya.'

Ia melangkah meninggalkan ruang ganti setelah seorang pelayan memanggilnya. Cadar diturunkan untuk menutupi wajahnya. Meskipun tempat itu ramai, Lilian tidak mengenal mereka. Orang-orang Shenling yang mengatur pernikahannya dengan salah satu ketua divisi. Ayah yang seharusnya mendampinginya menuju altar sedang terbaring tak sadarkan diri tanpa tanda akan terbangun.

Lilian melirik ke arah seorang pelayan wanita yang berada di kejauhan, hanya sebuah anggukan kecil yang mengisyaratkan bahwa semuanya sudah siap.

Pasukan gabungan yang terdiri dari death crow, kelompok prajurit suruhan Carlos, para bandit gunung, pasukan macan hitam milik Duke Ravenell, dan beberapa ksatria yang secara mengejutkan adalah pengikut Pangeran Louis.

Two sebagai ahli strategis membagi formasi sesuai kekuatan bertarung masing-masing, butuh waktu untuk membuat orang-orang mau bekerja sama sampai di hari eksekusi.

Di sisi lain, Allendis, Louis, dan Three berada di pos yang sama dekat pintu utama. Suasana cukup canggung bagi Three yang hanya seorang rakyat jelata berada di antara dua orang pangeran kerajaan. 

'ugh, kenapa Two memasangkanku dengan mereka? kenapa tidak Four? dia pasti bisa bersikap acuh bahkan pada Raja sekalipun.'

Kesialannya tidak berhenti sampai disitu, Louis membuka pembicaraan.

"tak kusangka Alicia memanggilmu juga. Kupikir kami sudah cukup tanpa bantuan orang tertentu"

Tanpa menunggu lama api yang tersulut menjadi terbakar lebih besar.

"orang tertentu? sepertinya kau salah sangka, aku adalah tunangannya tentu saja aku harus membantu." Allendis mengangkat alisnya angkuh.

"haha, itu lucu sekali. Alicia mengatakan padaku kalau kalian tidak sungguhan bertunangan." ucap Louis menekankan kata-katanya. 

"Masih lebih baik ketimbang seseorang yang bukan siapa-siapa berusaha untuk ikut campur."

Three merasa suasana telah berubah menjadi medan perang, ia bahkan mulai bisa membayangkan ada petir di antara dua orang pangeran berbeda negara itu. Mereka tidak berbicara langsung dan hanya menggunakan sindiran halus.

Pip pip pip

Three langsung mengalihkan perhatian pada suara itu, menghitung berapa kali peluit dibunyikan sebagai kode untuk menentukan posisi menyerang. 

"peluitnya berbunyi 13 kali, berarti dari sisi tenggara."

Louis dan Allendis akhirnya berhenti berdebat, mengeluarkan senjata masing-masing sebelum melesat pergi. Saat pasukan lain menyerang dan membuat kekacauan, mereka akan masuk dan melawan para petinggi serikat.

Azure I (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin