Bab 65

1.2K 330 15
                                    

"Dia mampu menipu orang-orang namun kinerjanya sangat baik, cerdas, penuh intrik, dan tidak ragu melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. " Alexander.

*******************

Three mengabaikan rencana awalnya yang ingin menjaga jarak, ia marah pada sosok yang masih tersenyum di depannya. Dengan satu pedang gandanya ia menyerang membabi buta.

Pantas saja ia tidak melihat Eleven sejak tadi, pantas saja adik perempuannya tidak menghubunginya lagi setelah memberikan informasi tiga hari lalu. Gadis yang baru berusia genap 16 tahun itu disiksa dalam penjara bawah tanah.

Pria di hadapannya ini adalah dalang dari semuanya, Three tidak akan puas jika belum berhasil melayangkan salah satu ayunan pedang gandanya ke orang itu. Dengan satu tangan yang masih berfungsi, Three menyerbunya.

"dimana kau menyekapnya?"

Alexander memiringkan sedikit kepalanya "bukankah aku sudah mengatakannya? dia berada di penjara bawah tanah. Setelah mengkhianatiku, aku harus mendisiplinkan bawahan yang tidak patuh."

"dia bukan bawahanmu!"

Semua usahanya terlihat sia-sia, tanpa kesulitan berarti Alexander menghindari setiap serangan yang ditujukan ke arahnya. Ia bahkan tidak mengeluarkan tangannya sama sekali dari balik saku celananya.

"kau punya kemampuan, pedang ganda itu sangat cocok untukmu. Tapi gerakan pedangmu terlalu lebar dan masih banyak langkah yang tidak perlu. Esensi setiap gaya bertarung adalah alur dan dinamika."

"aku tidak peduli, br*ngsek!"

"yah, meskipun aku memberitahumu. Kau tidak bisa melihat hari esok untuk melatihnya."

Raut Alexander yang terlihat santai sedikit berubah, ia bermaksud untuk segera mengakhirinya. Tendangan vertikal mengenai punggung Three, ia jatuh tersungkur.

Kaki pria itu berada di kepala Three, wanita itu masih bukan lawan yang seimbang untuknya.

"hentikan!"

Sebuah suara dari sisi samping terdengar, langkah terburu-buru seorang gadis berambut Hazel bergaun putih.

"hentikan tuan Alexander."

Lilian Mather langsung bergerak memegangi tubuh Three berusaha melindunginya.

"kenapa kau membelanya nona Lilian?"

Mata tajam Alexander mengarah ke Lilian, ia tidak berani melihat langsung ke iris itu. Perasaan gugup dan takut berpadu dalam dirinya.

"a-anda tidak bisa membunuhnya sekarang, d-dia pasti memiliki informasi berharga."

"ucapan nona benar."

"b-benar kan? kalau begitu, dia harus selama-"

"tapi aku akan membunuhnya."

Bugh

Sebuah tendangan kembali dilancarkan Alexander, tanpa mempedulikan Lilian yang masih memegangi tubuh Three.

"Agh!"

Tubuhnya terasa sakit, seumur hidupnya ia tak pernah mendapat serangan fisik. Air mata dan air liur keluar bersamaan, napasnya memburu mengambil oksigen dengan rakus.

"k-kenapa?"

Bukankah Alexander membutuhkannya? Ia ingin mengambil alih wilayah barat, itu sebabnya pemimpin serikat Shenling itu membuat pernikahan ini, agar bisa mengikatnya.

"kenapa aku melukaimu? aku sudah tidak memerlukanmu lagi, nona Lilian." Alexander menyeringai. "kau pikir aku tidak akan menyadari tindakanmu di belakang, bekerja sama dengan mereka. Kau tidak seberharga itu sampai aku akan membiarkanmu melindungi musuh."

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang