Bab 2

16.4K 1.8K 10
                                    

Pagi ini kumulai dengan pemanasan ringan, fajar belum menjelang, para pelayan juga baru beberapa yang sudah bangun. Sejak kecil aku terbiasa bangun di waktu ini, melakukan latihan rutin untuk menguatkan tubuhku, ada masa dimana aku ingin bangun siang dan menikmati tidur lebih lama tapi ibuku tentu saja tidak akan pernah mengabulkan hal itu. Kebiasaan ini bertahan meskipun aku sudah menjadi Alicia.

Mansion keluarga Foster sangat luas, banyak sekali tempat-tempat yang kulihat, tentu saja rumah ini memiliki struktur pengelolaan yang rumit, tidak mungkin hanya ada satu mansion tunggal tanpa lumbung, kandang, atau perkebunan berskala sedang. Butuh waktu satu jam bagiku berlari mengelilinginya satu putaran. Memang benar, keluarga kaya dahulu selalu memiliki rumah luas yang mewah, walaupun aku lebih menyukai desain minimalis modern daripada rumah luas dan lapang.

Aku telah mengumpulkan informasi tertulis, ini saatnya bergerak untuk melakukan observasi. Walaupun aku mengingat isi novel, itu tidak menjelaskan secara terperinci mengenai keadaan jelas di dunia ini. Tempat ini jauh berbeda dengan kehidupanku yang dulu.

Tujuanku saat ini adalah memahami peta nyata mansion ini, aku perlu pergi ke luar sesegera mungkin. Mengamankan jalan keluar bila terjadi kemungkinan terburuk, aku tidak bisa berada disini terlalu lama.

Bagian barat mansion Foster terdapat barak pasukan ksatria perak, aku menyembunyikan kehadiranku, memastikan keadaan. Sekumpulan pria tampak berkumpul di depan barak, menggerakkan tubuh mereka beberapa kali seperti pemanasan, bukan aku saja yang melakukan latihan pagi.

"Semua siap!" seorang lelaki beruban, mungkin sekitar 50-an berdiri berhadapan dengan barisan pria, bukan hal sulit untuk menebak dia siapa.

"latihan akan dimulai dengan keliling mansion 10 kali, jalankan!"

"SIAP!!"

Para ksatria kemudian mulai berlari, Komandan yang memberi perintah menghela napas.

"Kau akan semakin tua jika terus menghela napas seperti itu, Komandan" sebuah suara yang berasal dari dalam barak mengalihkan pandangan sang Komandan.

"aku memang sudah tua, sudah saatnya aku pensiun. Tapi kau terus-terusan menolak saat aku menyuruhmu menjadi penerusku"

Kini sosoknya terlihat jelas sepenuhnya, pemuda bersurai coklat gelap terpotong pendek, dengan iris sewarna hazel, salah satu pria yang jatuh hati pada Arabella, sang ksatria penebas naga, Reon. Sejak muda, ia sudah melampaui kemampuan para ksatria elit kerajaan. Setelah kematian Alicia, keturunan terakhir keluarga Foster, sang Komandan Bastille Froston mengundurkan diri dari jabatannya, ia merasa tugasnya sudah selesai untuk mengabdi ke keluarga Foster. Sedangkan, Reon menolak jabatan sebagai Komandan serigala perak, ia meninggalkan pasukan dan menjadi ksatria bayaran sampai akhirnya bertemu dengan Arabella.

"aku sudah bilang bahwa aku tak tertarik, cari saja bangsawan lain untuk mengisinya"

"hah, kau ini. Baiklah, kalau kau tak mau menjadi komandan, bagaimana dengan menjadi ksatria nona Alicia? nona adalah keturunan terakhir Marquess Thomas, meskipun ia bukan kepala keluarga tapi pasukan serigala perak mengabdi pada keluarga Foster"

"aku akan mencari tuan yang pantas aku layani, kelak jika komandan pensiun, aku akan keluar dari pasukan dan mencarinya sendiri" jawab Reon acuh.

"Reon, ka-"

Belum sempat Bastille menyelesaikan ucapannya, sebuah belati meluncur ke arah semak-semak. Sang pelempar, secepat kilat menuju arah belatinya pergi.

Reon menyibak tetanaman perdu tanpa menemukan siapapun yang diincarnya.

"apa ada sesuatu?" tanya Bastille.

"entahlah, mungkin hanya perasaanku" Reon kemudian berbalik, pergi mengikuti Bastille yang sudah berlari untuk latihan.

Azure I (END)Where stories live. Discover now