Bab 21

7K 1K 42
                                    

"haha, kau benar. Teman hari ini, musuh di kemudian hari." -Louis.

********************

"aku akan segera mengirimkanmu surat saat aku tiba di Crosch."

Eleven memasang wajah tersenyum "baik, aku akan menunggunya."

Louis, Eleven, Four, One, dan Eight tengah berada di depan halaman rumah bordil. Dikarenakan urusannya sudah selesai, Pangeran kekaisaran Crosch itu akan pulang ke negaranya pagi itu juga. 

"aku tahu kau akan merindukanku, tapi tunggulah aku Eleven." ucap Louis dramatis.

"aku tidak yakin akan hal itu, tapi mari anggap saja begitu."

"Tuan, kereta kudanya sudah siap." ucap kusir yang menyiapkan kereta kuda.

"baiklah, aku akan segera kesana."

"kereta kudamu sudah siap, sebaiknya kau pergi sebelum matahari terlalu tinggi."

Arti sebenarnya ucapan Eleven adalah "cepatlah pergi, aku sudah muak denganmu."

Louis tertawa renyah "haha, sejujurnya aku ingin lebih lama lagi bersamamu Eleven, tapi sayangnya aku tidak bisa. Jadi biarkan aku mendapat salam perpisahan."

Eleven bertanya dengan nada bingung "salam perpisahan?"

cup

Sebuah ciuman mendarat di pipi Eleven, Louis mencium gadis di depannya dengan cepat agar Eleven tidak bisa langsung bereaksi. Four dan Eight refleks menarik Eleven ke belakang, mereka memandang tajam ke arah Louis.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ELEVEN!?" ucap Four dan Eight serempak.

"aku sudah bilang itu salam perpisahan." balas Louis dengan wajah tidak bersalah.

"MANA ADA SALAM PERPISAHAN SEPERTI ITU!?"

"itu adalah tindak kriminal." ucap Eight.

Four menambahkan "tidak, itu tadi sudah termasuk pelecehan seksual."

Louis tertawa lagi "hahaha, kalian lucu sekali. Di tempatku, memberikan ciuman adalah bentuk salam yang umum, kalian itu terlalu kaku."

"mana ada yang seperti itu, kau pasti hanya mengada-ada."

"tuan kereta kudanya sudah siap."

"baiklah, aku pergi sekarang, sampai jumpa lagi semuanya." Louis berjalan pergi sembari melambaikan tangan.

"hei! kembali kesini kau, urusan kita belum selesai." Protes Eight tapi diabaikan Louis.

Pangeran itu melihat melalui jendela kereta kuda yang berjalan pergi, Eleven tidak merespon apapun atas tindakannya tadi. Mungkin gadis itu terlalu terkejut dan kebingungan.

'dia menggemaskan sekali'

Louis tidak bisa menahan keinginannya untuk menyentuh Alicia saat itu, ia hanya mengarang salam perpisahan sebagai alasan untuk melakukannya. Sejujurnya, pangeran itu sedikit kecewa tidak bisa membawa Alicia kembali bersamanya, gadis itu menolak dengan keras ajakannya. Tapi bukan berarti ia tidak bisa mendapatkannya lain kali. Dia sudah menetapkan hati untuk tak menyerah pada gadis itu.

'Alicia Foster sebaiknya kau siapkan dirimu'

Di sisi lain Eleven masih terdiam dipegang oleh Four dan Eight. Saat kereta kuda sudah pergi jauh, Four dan Eight mengalihkan fokus ke Eleven, mereka berpikir junior mereka pasti shock setelah dicium tiba-tiba seperti itu.

"Eleven kau tidak apa-ap- Waaahh." Eight langsung mundur beberapa langkah setelah menatap wajah Eleven.

Four dan One memperhatikan Eight yang tiba-tiba mundur.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang