Side Story : Rubeus Angius (Part IX)

203 26 3
                                    

"...aku tak butuh anjing yang tidak mematuhi tuannya." -Wilhelm Robberstein.

*********************

Setelah menyelesaikan prosedur panjang, Allendis berhasil mendapatkan gelar resmi sebagai pangeran sah kerajaan Thea. Ia kini bisa berdiri sejajar dan mendapat perlakuan sama dengan anak-anak raja yang lainnya.

Namun, tujuannya tidak berhenti sampai disana.

Berbeda dengan para pangeran dari permaisuri yang masih belum menyelesaikan pendidikan menengah. Allendis sudah sering ikut dalam diskusi civitas di akademi. Ia mampu mengemukakan pendapat, membantu mencari solusi dari berbagai permasalahan di kerajaan. Penemuan berbagai alat sederhana namun membantu kehidupan sehari-hari adalah hal yang sulit terpikirkan orang-orang yang selalu hidup berkecukupan.

Mengubah pena bulu menjadi lebih solid dan mengisi tinta dalam wadah yang sama, atau korek api dengan ukuran lebih ringan untuk memudahkan penggunaannya.

Allendis selalu menggunakan barang-barang seperti itu saat hidup dalam persembunyiannya. 

Ia juga tidak hanya memiliki bakat dalam bidang ilmu pengetahuan, anak laki-laki itu juga mampu menyaingi kemampuan ksatria yang jauh lebih tua darinya, berlatih tarung di arena.

Opini tentangnya lambat laun berubah. Terlebih sikapnya yang tidak pernah merendahkan siapapun, meski ia adalah keluarga kerajaan dengan kuasa di kedua tangannya.

"setelah awan gelap yang menyembunyikan sosoknya menghilang, Pangeran Allendis menjadi bintang yang paling bersinar dari siapapun." Rine Verendus, delegasi kerajaan Ardelia duduk sembari melihat lewat jendela.

"kau mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu, namun hingga sekarang semua berjalan dengan baik." Duke Vincent Ravenel membalas dengan nada tajam.

"aku mungkin seorang Saint yang mendapat berkat kekuatan visi, namun bukan berarti aku bisa melihat segalanya. Hal yang kutahu adalah kebakaran besar di Osbolt, kekacauan dan seseorang terlumur darah tepat di aula istana."

"aku sudah membuat pencegahan dengan Duke Keittenberg, tua bangka itu bersedia menyiapkan alat untuk memudahkan akses air bila terjadi kebakaran, aku juga meminta beberapa serikat dan orang dunia bawah melakukan patroli di seluruh kota." Vincent menahan kepala di salah satu tangannya "untuk ramalanmu, aku berharap sosok bersimbah darah itu adalah b*jingan Robberstein atau Finley. Aku hanya bisa meletakkan beberapa orangku untuk menyelidiki rencana mereka."

'bagaimanapun, orang-orang br*ngsek itu tidak akan tinggal diam dengan situasi saat ini.'

"terima kasih atas kewaspadaanmu Duke. Pada akhirnya, apakah kita bisa mengubah ramalan? kita hanya berharap tidak terjadi pada situasi yang terburuk."

Rine memejamkan kedua matanya, merasakan kekuatan aura aktif menyelimuti tubuhnya. Mencoba menggunakan kekuatan visi pada sosok penguasa pusat.

'tidak ada pergerakan mencurigakan.'

Perasaan buruk yang tidak bisa dicegah merambat perlahan.

"ini adalah ketenangan sebelum menjelang badai."

 *******************

"Dia yang layak dipuja, telah memberikan perintah untuk bergerak."

Sosok berjubah gelap mengangkat tangan kanannya, orang-orang di hadapannya bersujud. Dalam ruangan gelap yang dipenuhi berbagai alat dan makhluk bermata merah, menggeram siap menerkam apapun yang menghalangi.

"kami siap melakukan apapun."

"ini akan menjadi saat kedua kita menunjukkan diri pada dunia." Sosok berjubah lain kini angkat bicara.

Azure I (END)Where stories live. Discover now