Bab 42

4.3K 759 8
                                    

"kita masih bisa memanfaatkan mereka. Akan lebih baik jika kita membiarkan mereka hidup kali ini. Tenang saja, ini menguntungkanmu." -Alicia

***************

"kalian mengatakan kalian adalah bandit gunung di wilayah ini?"

Allendis menyilangkan kedua tangannya, dia melihat sekumpulan orang di depannya dengan tatapan tajam.

"h-hiii..I-iya benar."

Seorang pria bertubuh besar yang berada di barisan paling depan tampak bergidik ketakutan setelah bertatapan mata dengan netra merah Allendis. Alicia hanya memperhatikan dari kejauhan para bandit itu.

'tidak kusangka benar-benar ada orang gila yang berani menyerang kereta kami.'

Beberapa saat sebelumnya, seusai makan malam Allendis memerintahkan orang-orangnya untuk beristirahat. Tidak banyak perdebatan karena mereka juga sudah lelah melakukan perjalanan hari ini. Semua orang kemudian pergi beristirahat untuk mengisi tenaga esok hari, kecuali Reon yang bersikeras untuk melakukan penjagaan. Para kusir dan pelayan tidur di sekitar api unggun sedangkan Alicia dan Allendis berada di kereta kuda.

Tengah malam menjelang, suara gemerisik daun bergerak kasar, ditambah hentakan di atas salju membuat malam tidak lagi sunyi. Reon yang masih terjaga langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres sedang menuju ke arah mereka.

"kalian semua, keluarlah!"

Reon berseru pada sosok yang bersembunyi di balik pepohonan. Ia mengacungkan pedang ke salah satu pohon besar untuk memperingati.

"kalau kalian tidak mau keluar, aku yang akan pergi ke sana."

Tidak berlangsung lama, sekelompok orang muncul dari tempat persembunyian mereka masing-masing. Sekitar 30 pria bersenjata lengkap tampak menyeringai pada Reon.

"hehe, hebat juga kau bisa mengetahui keberadaan kami."

Seorang pria berbadan besar tampak sangar dengan pedang besar di tangannya. Tidak sulit menerka dia adalah pemimpin kelompok itu. Reon masih terdiam saat pria itu lanjut berbicara.

"apa kau takut? hehe, kami akan melepaskanmu jika kau menyerahkan wanita dan semua barang-barang kalian, bagaimana?"

Reon masih belum bersuara, seorang laki-laki kurus dari kelompok itu mendekati Reon, ia menepuk-nepuk bahunya.

"sepertinya dia sangat takut sampai tak bisa berbicara, Bos."

Mereka semua melihat Reon dengan pandangan meremehkan, orang-orang itu berpikir akan memiliki tangkapan besar hari ini.

"tenang saja, kau akan selamat jika kau menurut. Ngomong-ngomong dimana wanita cantik berambut putih itu? Apa di ada di kereta? Dia cocok sekali untukku bukan?"

Dari awal rombongan kereta berhenti, mereka sudah mengintai dari kejauhan. Para bandit yang melihat mangsa empuk dengan penjagaan lengang. Mudah mengenali mereka adalah bangsawan yang akan pergi menuju wilayah Timur. Pria besar itu juga sempat melihat wanita bangsawan bersurai putih kebiruan yang seketika membuatnya terpana.

"akan kujadikan wanita itu milikku, hehe."

Pemimpin kelompok itu semakin berbicara dengan nada arogan. Anak buah di belakangnya juga ikut bertindak semena-mena. Mereka bahkan mulai menunjuk-nunjuk Reon tanpa rasa takut dan waspada.

Di sisi lain, Reon masih terdiam. Dia tidak bergeming saat pria besar itu mendorongnya 

"-tup mulut.." gumam Reon.

Azure I (END)Where stories live. Discover now