Bab 63

1.7K 342 20
                                    

Note gak seberapa penting : ada yang minta req lagu lagi. So, aku bakal rekomen lagu ini, lagu dari Yuuri judulnya Dry Flower, suaranya enak dan feelnya dapet, silahkan dengerin kalo tertarik. Aku juga suka lagu Yoasobi yg kaibutsu sama comet (op & ed anime beastars), silahkan dicari kalau tertarik.

*********************

"...Asalkan mereka hancur dan wilayahku bisa kembali pada bangsawan Mather, aku tak peduli meski harus mengorbankan diri." -Lilian.

**********************

Setelah beberapa hari berada dalam sedikit kekacauan, serikat Shenling perlahan kembali tenang. Tim pelacak yang mencari Miller dan para tahanan mendapat petunjuk dari jaringan bandit. Ada beberapa jejak mengarah ke salah satu cabang serikat dagang Delmon, salah satu serikat terbesar benua bersaing dengan Shenling.

Ran menerima beberapa kali undangan ke mansion Mather, namun gadis itu masih harus mengurus urusan di serikat. Terlebih Midas tidak melepasnya dan selalu menyuruhnya untuk ikut bersamanya kemanapun pria itu pergi.

Disini ia berdiri, di depan mansion tiga lantai bernuansa hijau lembut dengan beberapa pohon cemara di sisi jalan. Tampak depan, taman bunga yang dipagar pendek terlihat sederhana namun nyaman. 

"selamat datang, nona Ran."

Lilian telah menantinya di depan pintu, wajahnya tidak sepucat terakhir kali mereka bertemu. Ran membalas sopan sapaan Lilian.

"saya merasa terhormat mendapat undangan dari nona Lilian Mather. Nona tidak perlu bersikap sopan pada saya. Saya hanyalah rakyat biasa."

"saya berharap kita bisa menjadi lebih dekat, bagaimana jika memanggil nama saja?"

"jika itu keinginan nona, saya tidak bisa menolaknya."

Ran masuk ke dalam mansion, Lilian dengan bersemangat menunjukkan interior di lorong sampai menuju taman. Kebun berukuran sedang yang hanya ditanami bunga lavender dan boxwood sebagai pembatas. Aroma khas yang menimbulkan efek rileks langsung tercium.

"keluarga kami sangat menyukai bunga lavender."

Seolah menjawab pertanyaan, Lilian berbicara.

"saya terkesan dengan taman disini."

"kalau kau menyukainya, kau harus melihat tempat lain juga. Ikuti aku."

Lilian kemudian menuntunnya lebih jauh, ada sebuah gapura yang dirambati tanaman menuju semak-semak yang tinggi. Jalan semakin redup tertutupi tanaman rambat, setapak kecil yang menyerupai labirin.

Di ujung, sebuah meja bundar dengan dua kursi dari besi terletak di kedua sisi. Pie buah dan set lengkap teh tertata rapi di atasnya.

"sekarang tak ada yang mengikuti kita, jalan ini hanya bisa dilalui oleh keluarga Mather dan orang yang mendapat persetujuan dari kami." Nada bicara Lilian berubah "duduklah, aku ingin memastikan pesan yang kudapat darimu."

Mengikuti Lilian, Ran duduk bersebrangan dengannya, meskipun cangkir teh berada didepannya, ia tidak menyentuhnya sama sekali. Iris birunya sekilas melihat ke asap teh yang mengepul sebelum beralih pada Lilian.

"kau bilang kau adalah mata-mata Duke Ravenell yang diutus untuk menyelidiki serikat Shenling. Kenapa seseorang sepertinya melakukan hal seperti itu?"

Ran tidak ingin identitasnya terbongkar, ia memakai identitas Allendis untuk menutupi jejaknya.

"Duke memiliki rencana besar. Tidak hanya fokus pada wilayah barat dan timur, melainkan seluruh kerajaan Thea. Mungkin mengatakan ini terkesan membela Duke, tapi dia adalah orang yang bisa dipercaya, keinginannya untuk menyelamatkan wilayah ini bukan hanya demi kepentingan pribadi."

Azure I (END)Where stories live. Discover now