Bab 77

1K 207 17
                                    

"mungkin hal itu juga yang kusuka darimu." -Four.

**********************

"sudah cukup lama sejak terakhir kita melaksanakan misi bersama ya kak?"

Four menyerahkan paket peralatan yang biasa dipakai anggota death crow saat menjalankan misi pada Eleven. 

"kau benar."

Gadis itu memasang tali pengikat belati di pahanya sebelum memakai sepatu tinggi hitam khas seragam death crow. Four memperhatikan Eleven sebelum mengambil sesuatu dari loker.

Pria berambut gelap itu memakaikan sebuah jaket panjang pada Eleven.

"cuaca wilayah ini memang tidak sedingin wilayah utara tapi kau harus berjaga-jaga."

Eleven tersenyum "terima kasih, kak Four."

Four memang tidak pandai mengekspresikan wajahnya, namun Eleven tahu kakaknya itu membalas senyumannya.

"aku sudah menyiapkan sup hangat sebelum kita berangkat."

"kakak bisa memasak?" tanya Eleven terkejut.

"terkadang. Tolong rahasiakan ini tapi dulu saat kami belum bertemu Bos, Madam Red dan Three mengambil alih bagian memasak untuk kami."

"biar kutebak, apa rasanya tidak enak?"

"mereka sangat mahir dalam banyak hal, kecuali memasak. Segeralah lari saat suatu hari Three menawari masakannya, Eleven."

"haha, aku akan ingat itu." 

Eleven hari ini mengambil tugas sebagai anggota death crow, kegiatannya yang selalu berkutat di dalam ruangan membuat tubuhnya kaku. Sesekali ia ingin membantu kakak-kakaknya mengerjakan misi.

"Kali ini bukan pekerjaan sulit, hanya sebuah misi menangkap seorang kriminal yang mengganggu di kota Sersha, kota tetangga Darcia." ucap Four.

"hmm, memangnya dia melakukan apa?"

"mantan ksatria kerajaan yang diberhentikan paksa karena melanggar aturan militer. Setelah dikeluarkan ia hidup tanpa pekerjaan tetap di Sersha. Terkadang terlibat pertarungan dengan orang di bar, berjudi dan penyalahgunaan wewenang atas gelar ksatrianya."

Gadis itu mengerutkan dahi "kalau begitu, kenapa kita yang harus menangkapnya?"

Target mereka memang seorang kriminal, tapi kejahatan yang dilakukannya seperti terlalu ringan untuk diurus secara langsung oleha death crow.

"dia sering datang ke rumah bordil disana dan mengganggu pekerja. Pengelola rumah bordil itu adalah kenalan madam Red."

"mengganggu maksudnya?"

"dia mencoba melakukan perbuatan asusila pada para wanita disana."

Pandangan wajah Eleven langsung menggelap mendengarnya, terdengar suara kekehan pelan. Four merinding melihat ekspresi dan tawa yang tampak menyeramkan berasal dari gadis di sampingnya. 

"haha, jika dia sampai mencoba melakukan sesuatu pada pekerja disana akan kupastikan menghancurkan alat reproduksinya yang tidak tahu malu itu."

Untuk sesaat, Four merasa kasihan pada target mereka.

Butuh waktu dua jam dari Darcia menuju Sersha. Mereka memakai kereta kuda umum yang banyak dijumpai di pasar. Jalanan tampak sepi karena hujan salju perlahan turun dan menumpuk di tanah.

"aku hanya bisa mengantar kalian sampai sini. Ngomong-ngomong aku tahu rute yang lebih cepat pergi ke tujuan kalian. Jalan terus lalu belok kiri setelah menemui gang kecil lewat sana." ucap kusir kuda.

Azure I (END)Where stories live. Discover now