Bab 59

2K 384 12
                                    

"kurasa jika kita membunuh salah satu dari mereka, mereka akan mengatakan yang sebenarnya." -Sirius.

******************

Ran pergi menghampiri Leylin yang baru datang dari pintu utama bersama teman-temannya, gadis itu menyambut Ran dengan lambaian dan senyum lebar.

"Ran!"

"hai, bagaimana kabarmu?" sapa Ran.

"aku baik, aku baru kembali dari Osbolt untuk mengawal putri count Mather ke Terta."

Salah satu alis Ran tertarik "putri Count Mather?"

Leylin mengangguk " yup, putri Count Mather. Kalau tidak salah namanya adalah Lilian. Nona bangsawan itu sangat penurut membuat pekerjaanku menjadi semakin mudah."

"jadi begitu. Ngomong-ngomong, apa tawaranmu pergi ke bar waktu itu masih berlaku?"

"Tentu saja! aku sangat ingin mengajakmu minum bersama."

"aku juga begitu. Akhirnya tuan Midas memberiku waktu lengang."

"aku setuju, dia juga sering memperkerjakanku seenaknya. Aku akan mengajakmu ke bar dekat distrik lampu merah, mereka memiliki bir dan makanan enak."

"Ran!"

Dari kejauhan Sirius berlari mendekat, wajah riang Ran seketika berubah masam saat bertemu tatap dengannya.

"ada apa?"

"pesan dari ketua."

Ekspresinya berkerut melihat secarik kertas yang diberikan Sirius, jangan bilang Midas berubah pikiran dan hendak menyuruhnya bertugas lagi.

'oh, tadinya aku ingin mengeluh tapi aku senang dengan pesannya.'

"maaf Leylin, aku harus pergi."

"ada apa? tuan Midas lagi?"

"hanya pekerjaan ringan. Setelah itu, kita bisa pergi ke bar."

Leylin tersenyum senang kembali "benarkah? kalau begitu aku akan menunggumu."

Ran hanya tersenyum kecil sebelum melambaikan salam perpisahan.

Sirius dan Ran pergi ke bangunan utara dari markas utama Shenling. Tempat itu tersusun dari bebatuan besar juga tiang besi berbagai ukuran.

"ada keperluan apa kalian datang kemari?"

Seorang penjaga pintu mencegat mereka, Ran langsung menunjukkan plakat eksekutif miliknya. Tanpa bertanya lebih lanjut, penjaga itu membiarkan mereka berdua masuk.

"kenapa kita datang kesini?" lama terdiam, Sirius membuka suara.

"untuk memeriksa beberapa orang di dalam." Ran berhenti sejenak berbalik menghadap Sirius "berikan pedangmu."

"untuk apa?"

"aku mengamankannya, mengantisipasi masalah yang akan kau buat."

Sirius menarik salah satu sudut bibirnya "coba paksa aku."

Bruk

Pria jangkung itu belum benar-benar selesai berkedip saat tubuhnya limbung dan terbaring di tanah. Ran berada di atasnya, pedang yang selalu ia bawa kemanapun kini berpindah tangan.

"jangan mengujiku."

Ran melepas kuncian tangannya dari Sirius, pedang artifak diletakkan di samping pinggangnya. Untuk beberapa saat, Sirius membeku masih sedikit terkejut dari serangan yang diterimanya.

"wah, gelar eksekutifnya ternyata bukan hanya nama saja." ia lalu pergi menyusul Ran.

Mereka berjalan menuruni satu lantai sebelum bertemu sebuah pintu kayu. Di balik jeruji besi, sekumpulan orang terikat dan seseorang tengah memukuli mereka.

Azure I (END)Where stories live. Discover now