Bab 18

6.9K 1K 14
                                    

"kau pikir aku akan memberikan namaku hanya karena kau memintaku." -Eleven

***********************

"menurut denah, ruangan tanpa jendela di sisi kiri lorong lantai satu adalah tempat Five kan?"

Target Five adalah Alcyon, tidak banyak informasi tertulis tentang pria yang selalu memakai topeng itu. Hanya catatan misi biasa, senjata pedang panjang yang dipakainya dan kegiatannya selama pengamatan death crow.

'pria ini bahkan lebih misterius dari pemimpin mereka.'

Entah kenapa, Eleven memiliki firasat buruk tentangnya, ia tidak suka ketika perasaannya tidak enak, biasanya paranoid yang ia rasakan akan menjadi kenyataan.

Tidak jauh lagi hingga mereka sampai di ruangan serba tertutup itu. Saat tiba, pintu sudah terbuka sedikit namun sulit untuk melihat ke dalam, Four dan Eleven tidak langsung masuk ke dalam, tapi tiba-tiba.

"ah, kalian datang lagi rupanya." sebuah suara berbicara dari dalam.

Eleven dan Four tersentak, orang di dalam bisa mengetahui keberadaan mereka walaupun sudah menekan hawa keberadaan setipis mungkin. Tidak ada pilihan selain menghadapinya secara frontal.

Sesaat Four dan Eleven sampai disana, mereka dibuat ternganga. Ruangan penuh cipratan darah, dan seseorang tergeletak di sebelah pria bertopeng putih. Darah itu jelas bukan milik pria itu, melihat ia masih berdiri tegak dan hanya sedikit pakaiannya ternoda, hanya satu jawaban darah milik siapa itu. Eleven ingin menyumpah karena firasatnya menjadi nyata.

Four mengepalkan tangannya, ia memandang tajam ke arah pria bertopeng itu.

"melihat kalian tiba secepat ini, kalian pasti tim yang melawan Electros. Orang itu paling lemah tapi banyak bicara, aku senang kalian menyingkirkannya."

"apa kau Alcyon?" tanya Four.

Pria itu terkekeh "hehehe, ya benar. Apa kalian datang mengambil mayat teman kalian?"

Wajah Four semakin menggelap, tangannya sudah siap melayangkan serangan kapan saja. Eleven menatap Five dengan pandangan meneliti, masih ada gerakan halus yang samar.

"tenanglah kak Four, kak Five belum mati, ada napas samar dari tubuhnya. Tapi ia terluka parah." ucap Eleven berbisik.

Four menoleh ke arah Eleven, juniornya itu tidak terbawa suasana dan masih berpikir jernih. Ia menarik napas lalu menghembuskannya, Four juga harus mengatur komposisinya.

"oh, tampaknya tidak berhasil. Kupikir kalian akan langsung menyerangku saat aku berbicara tadi. Ngomong-ngomong, aku berharap kalian lebih mengasyikkan dari orang ini, dia kalah hanya dalam beberapa menit." Alcyon menggerakkan dagunya ke bawah menunjuk pada Five.

Eleven dan Four saling melirik, mereka harus melawan pria yang telah membuat Five terluka.

'prioritas utama kami saat ini adalah menyelamatkan Kak Five.'

Jika pria bertopeng itu memilih menjadikan Five sandera, maka akan sulit bagi Four dan Eleven untuk melawannya secara penuh.

Four mulai begerak, ia melempar salah satu belatinya, lalu maju ke depan. Eleven juga maju menuju arah samping, ia tidak memegang senjatanya melainkan berusaha meraih tubuh Five.

clang

Pria itu menangkis belati Four lalu menangkap senjata itu dengan tangan satunya, ia mengunci gerakan Four dengan dorongan pedangnya, sedangkan Eleven harus mengelak ayunan belati yang datang ke arahnya.

'dia sangat cepat'

Alcyon bergerak dengan gesit, Four sibuk menghalau serangan pedang yang datang ke arahnya. Eleven juga tidak luput dari serangan pria itu, dia mendapat serangan belati yang sama cepatnya.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang