Bab 15

7.9K 1.1K 24
                                    


'tidak ada yang lebih baik dari menghambur-hamburkan uang tanpa perlu memikirkan apapun.' -Alicia

********************

Beberapa hari ibukota digemparkan dengan berita mengenai wanita misterius yang berhasil membawa 100 juta rin dari Golden Casino. Hampir semua media massa sibuk menjadikannya halaman utama di koran mereka, baik wanita atau pria, tua atau muda, hingga kaya dan miskin membicarakan sosok tanpa identitas itu.

"kudengar dia seorang wanita berambut pirang yang sangat cantik." ucap seorang pria di depan cafe, tangannya menyibak koran yang dipegangnya.

"wanita itu awalnya juga bermain Roulette, di awal dia menebak salah, dan menang tiga ronde berturut-turut setelahnya. Tidakkah kau percaya itu?" Kali ini seorang wanita pedagang buah bercerita pada pelanggannya.

Seorang jurnalis tengah menulis catatan di buku kecil "Pihak Golden Casino mengatakan, wanita itu berasal dari serikat dagang Axton. Hmm, berita apa yang harus kutulis lagi ya?"

Sosok yang menjadi buah bibir tersebut tengah menyesap teh dengan tenang di sebuah kafe. Mejanya yang berada di sebelah jendela kaca membuatnya memiliki akses melihat keluar. Ia bisa mendengar bisik-bisik beberapa orang yang membicarakan dirinya.

"nona, apa anda yakin anda tidak apa-apa dengan ini? Bukankah tempat ini toko kue yang mahal dan hanya golongan tertentu yang bisa makan disini?"

"saya pikir ini ide yang buruk nona." 

Itu Eris dan Reon, gadis pelayan dan ksatria itu duduk melingkar bersama Alicia. Rasa tidak nyaman tercetak di wajah mereka. Alicia tidak mempedulikan protes yang mereka layangkan.

"oh ayolah, kita sudah pernah melakukan ini bersama waktu itu. Aku tidak peduli dengan kasta dan semacamnya, jadi bersikap santai saja padaku, seperti Michael dan Hilda. Aku hanya mengajak kalian, orang-orang yang telah membantuku untuk pergi dan menikmati makanan manis disini, apakah kalian masih keberatan?"

"ti-tidak masalah sama sekali nona." Eris menggeleng-gelengkan kepalanya berulang-ulang.

"begitupula saya nona, terimakasih untuk makanannya." 

Eris dan Reon lalu mengambil beberapa potong kue di tumpukan nakas dan mulai memakannya.

Alicia mengangguk puas "nah seperti itu, makanlah sepuasnya, hari ini aku akan mentraktir kalian, jadi jangan sungkan."

'karena sekarang aku memiliki banyak uang, mentraktir kalian di restoran paling mahal sekalipun bukan masalah sama sekali.'

Gadis bangsawan itu tersenyum, ia menyendok sepotong strawberry shortcake  ke mulutnya. Rasa manis-asam paduan selai stroberi dan krim ditambah kue spons yang lembut membuatnya terasa sangat pas di mulutnya. 

Hari ini adalah harinya untuk bersantai, setelah beberapa hari mengerahkan tubuh dan pikirannya, ini saatnya untuk sedikit merilekskan diri. Setidaknya terlihat seperti itu, bukan seorang Alicia jika dia tidak menggunakan waktunya untuk melakukan sesuatu. Ia tengah menunggu seseorang, lebih tepatnya sedang memeriksa, apakah seseorang yang ia tunggu akan lewat di hadapannya.

'Arabella Clenton.'

Tokoh utama novel ini, wanita cantik dengan mata hijau bersurai pirang, hangat seperti matahari, lembut seperti sapuan embun pagi. Berbeda dengan Alicia, hidupnya bahagia dari awal sampai akhir. Wanita yang mendapat kasih sayang orang-orang di sekitarnya, termasuk tokoh utama pria Richard Keittenberg. 

Menurut Alur novel, Arabella atau Bella akan melewati jalan ini di waktu ini juga. Alicia tahu, ia telah mengubah alur novel ke arah yang tidak terduga, tapi ia hanya menyentuh underworld dan tidak pernah berhubungan dengan tokoh-tokoh utama di novel ini. Jika memang keberadaannya membelokkan jalan cerita, maka ia ingin melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Azure I (END)Where stories live. Discover now