81

628 81 4
                                    

Dalam keadaan yang tergesa-gesa aku bergerak ke kafe yang Chanyeol maksudkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan hampir ke angka tiga. Aku takut nanti Chanyeol marahkan aku sebab lambat. Langkah aku usahakan secepatnya sehingga bangunan mewah kafe itu semakin kelihatan.

Aku menghela nafas lega apabila terlihat kelibat Chanyeol masih ada di dalam kafe tersebut. Lagi setapak aku melangkah, akhirnya aku mengambil keputusan untuk berdiri kaku di mana aku berhenti tadi, setelah terlihat yang sebenarnya dia bukan bersendiri. Dia ditemani oleh seseorang.

Perempuan, perempuan itu.

Dengan menyerang perempuan itu dan menghambur kata kesat padanya rasanya masih tidak cukup untuk aku legakan rasa panas hati aku ini. Lagipun, tindakan drastik sedemikian hanya akan membuat aku yang kelihatan bersalah di dalam hal ini. Padahal ia terang dan nyata adalah kesalahan dia. Aku perlu untuk fikirkan inisiatif yang lain. Namun apa yang terlintas dalam fikiran aku cuma, apakah motif Chanyeol yang sebenarnya?

Mengapa dia meminta aku untuk datang ke mari?

Melihatkan Nayoun berjalan ke arah pintu utama kafe dan meninggalkan Chanyeol di belakang, aku merasakan inilah peluang untuk aku bercakap semuka dengan dia. Lalu segera aku bergerak menghampiri dia.

“Im Nayoun.”

Dia menoleh untuk memandang aku dengan mimik mukanya yang jelas terselit kelicikan. “Oh, Shin Yeong. Kecil saja dunia ini kan, tidak sangka kita berdua saling memiliki lelaki yang sama. Malah untuk kedua kalinya.”

“Apa maksud kau sebenarnya?”

“Aku nak ambil milik aku semula.”

“Kau memang perempuan tak malu, iya? Dulu kau yang campak Chanyeol dengan mudah macan kau buang ludah saja kan. Jangan cakap yang kau sanggup jilat ludah kau balik?”

“Aku sanggup, dan aku akan.”

“Gila.” Aku genggam penumbuk.

One Year Marriage ✔Where stories live. Discover now