14. Ngaku Saja Deh.

102 8 2
                                    

Pangkalan ojek simpang Bukit Cikutra, menjelang petang.

"Kalau sempat, temui saya di pangkalan sini nanti malam," kata Pak Aris sebelum Ichsan tancap sepeda.

Setengah jalan menuju rumah Nurul, Ichsan menyadari sesuatu.

Pak Aris sempat bertemu Nurul belum lama ini. Ichsan juga ingat, Pak Aris bepergian naik angkot. Dan kalau tidak salah, beliau selalu duduk di bangku depan.

Tapi kalau Nurul duduk di bangku samping atau belakang, peluang mereka mengobrol akan sangat kecil.

Ichsan menarik kesimpulan lain.

Pak Aris punya banyak kenalan. Sopir angkot, tukang ojek, dan kemungkinan besar, Nurul. Bukti yang mendukung kesimpulan itu, Pak Aris tiba di pangkalan ojek menjelang sore.

Dan itu adalah jam bubaran SMA.

Intinya, sepanjang perjalanan otak Ichsan tidak berhenti berpikir.

"Salamu alaikum," Ichsan mengetuk pintu rumah Nurul. "Hah,"

"Alaikum salam," Nurul membuka pintu, memberi isyarat untuk masuk.

Ichsan duduk di kursi tamu.

"Dari pola nafasmu, kentara kau kemari dengan tergesa. Dan wajahmu agak pucat, seperti habis pergi ke tempat yang agak tinggi dan dingin. Jika itu Bukit Cikutra, jangan bilang kau diajak ke sana sama Pak Aris," Nurul meletakkan sebuah map di meja tamu. "Tunggu sebentar, biar aku buatkan coklat panas,"

Ichsan hendak membuka gulungan tali yang mengikat tutup map itu.

"Bongkar-bongkarnya nanti saja, kalau sudah di kontrakan pakde," tegur Nurul.

Ichsan menghela nafas. Sambil menunggu, detektif SMA itu melahap kue kering di meja tamu. Seharian ini Ichsan makan dodol mencapai setengah kilo, karena pekerjaannya butuh banyak energi, di otak maupun otot.

Ichsan terbatuk beberapa kali, Nurul yang membawa nampan dengan teko isi coklat panas langsung menasihati detektif SMA itu. "San, kau jangan terlalu banyak makan manis-manis. Jaga pola makan, minum obat batuk kalau perlu,"

"Ya," jawab Ichsan sembari menyeruput coklat panas. Kemudian Ichsan bertanya pada Nurul, sesuatu di luar persangkaanya. "Nurul, ngaku saja deh. Kau sempat ketemu Pak Aris sebelumnya, kan?"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now