137. Bangkit Kembali.

67 4 0
                                    

Prasmanan makan siang yang disajikan sederhana, mengingat undangan yang hadir hanya sekitar 20 orang.

Pertimbangan sebenarnya adalah latar belakang Mukti. Dia hanya seorang sopir angkot yang merantau setelah desanya digusur. Terus terang saja, Mukti tidak mampu mengundang lebih banyak orang.

Mukti menjelaskan ke teman-temannya bahwa ia akan pergi ke Tasikmalaya, perantauannya yang kedua.

"Pabrik bata Adrian," rencananya Mukti akan bekerja di sana.

Mukti tak hirau akan kudeta berdarah, pun deretan nisan Keluarga Komaru, Mustika, dan Amukti yang sempat dikunjungi Rei dan Ichsan. Sopir angkot itu mengambil keputusan seolah tidak punya rasa takut.

Bagaimanapun, benar kata Pak Simojoyo, Ichsan menalar. Penentu nasib Keluarga Kusumadinata adalah Baros Kusumadinata.

Jika memang kudeta berdarah memecah-belah Keluarga Kusumadinata, pilihannya ini berhasil menyatukan kembali mereka semua. Kusumadinata, Komaru, Mustika, Amukti. Empat keluarga yang masih diliputi banyak rahasia.

Jam satu lewat, secara tidak langsung acara dinyatakan selesai. Hadirin pulang satu persatu, Ichsan terakhir.

"Satu hal yang baru kusadari, detektif," kata Mukti. "Kau pion anak penulis, bukan?"

"Ya, kenapa?" Ichsan biasa saja.

"Aku berpesan," tegas Mukti untuk terakhir kali. "Menulislah. Karena kau adalah apa yang kau tuliskan,"

"Mengerti," Ichsan pun pulang.

Mukti dan Keluarga Kusumadinata berkemas, membereskan alat makan. Secepatnya Mukti, Ros, dan Adrian berangkat ke Tasikmalaya.

1.30 siang waktu tidak ada di peta.

Ichsan lelah sekali setelah aktivitas seharian ini, dia ngantuk di angkot.

Ciit!

Jduk!

Ichsan terbangun.

Kepalanya sakit.

Ada yang retak.

Kaca depan.

Zonk!

Mendadak sekali, di pinggir jalan Fira menyetop angkot.

"Buru naik, neng!" Sopir angkot kaga sabar.

"Ichsan, turun. Ada hal penting," kata Fira.

"Hoahem!" Ichsan menguap lebar, membayar ongkos.

"Paan?"

"Ayah mau bicara empat mata denganmu," Fira tidak bisa jelaskan lebih banyak.

Sebagaimana dulu bapak memperkirakan akan terjadinya perang besar dan perang dingin, belakangan ini bapak mendapat penerawangan. Sebuah kekuatan besar yang dulu pernah mempersatukan dunia preman akan bangkit kembali.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now