90. Terbangun.

75 5 0
                                    

Isi lemari berdebu itu tujuh novel berseri dengan tebal 2-6 sentimeter. Ichsan membaca ringkasan di belakangnya.

Tentang anak yang lolos dari kematian.

"Nggak serem-serem amat," Ichsan mulai - meskipun kalau mau jujur males - membaca seri pertama.

Karena tidak ada minat baca, segera saja Ichsan mengantuk berat. Menghempaskan badan di atas kasur.

Dan kesekian kalinya, Ichsan bermimpi. Gambaran-gambaran monokrom lagi. Semoga saja, ini yang terakhir kali.

Tengah terjadi duel sejata tajam antara ayah dengan seorang serdadu sekutu. Dua bilah katana menari beradu, memercikkan bunga api ke segala arah. Celakanya, salah satu percikan itu menyulut sumbu mesiu. Detik selanjutnya, semua gambaran monokrom itu berubah merah. Bukan darah, melainkan api ledakan.

Reclaiming the arsenal, a little spark is fatal, it's too late, the gunpowder explode.

Perang sudah reda, pengungsi berbaris pulang menuju kota kelahiran mereka yang telah hancur, rata dengan tanah. Si anak mengais puing di tempat yang dulu adalah rumahnya, mendapati selembar foto. Tidak salah lagi, foto keluarga.

After that day we go home, but my father never come, he leaved a mystery unsolved.

Gambaran monokrom terakhir. Semua warga sibuk memperbaiki kota, masing-masing memegang peralatan tukang.

We rebuild our hometown from ruin, even though the blueprint never same again.

Namun gambaran diam itu perlahan bergerak, tanpa suara seperti film bisu.

Dan dalam mimpinya, anak dari keluarga kecil itu menarik tangan Ichsan.

Ichsan balik badan menghadap anak itu.

Anak itu berkata, seraya menengadah menghadap Ichsan, lalu menghadap langit.

"Sepertinya ka belum pernah ke kota ini. Coba lihat ke atas sana,"

Ichsan mengikuti perintah anak itu. Siang bolong Ichsan memandang langit kota itu yang hitam pekat tanpa awan. Satu-satunya sumber cahaya di kota itu adalah setitik bintang tepat di atas ubun-ubun yang sinarnya setara matahari.

Demikian silaunya cahaya bintang itu, Ichsan hanya bisa melihat putih.

Ichsan terbangun dari tidurnya.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now