"Kiri bang," sahut Fira.
Angkot Kalapa-Caheum berhenti di depan gerbang sekolah. Fira langsung turun, Nurul membayar ongkos.
"Dua orang bang,"
"Nurul, sini kau," kata Fira agak keras.
Mendengar panggilan temannya, Nurul mempercepat langkah menyusul Fira.
"Ada apa, Fir?" Nurul merasa tidak enak.
Selama ini Nurul pura-pura tidak tahu akan pergerakan preman sesuai arahan Detektif Ichsan, tapi sekarang tidak bisa lagi.
"Kau mestinya sadar, Nurul," tegas Fira. "Tadi itu terang-terangan kau diawasi,"
"Masa?" Nurul masih pura-pura tidak tahu. "Kau ada bukti, Fir?"
"Tadi aku lihat salah satu percakapan di WA kau," Fira tidak ragu. "Japri dengan seorang bernama Detektif Akad Ichsan. Ada kalimat 'pas berangkat ke amang sayur saya merasa diawasi'. Kau mengontak detektif itu karena merasa diikuti seseorang, kan?"
"Ada bakat jadi detektif?" Nurul tersenyum tidak simetris. "Kau salah, Fira,"
"Hah?" Terkejut, nafas Fira tersekat. "Kalau begitu, ceritakan semuanya, Nurul,"
"Baiklah," Nurul setuju. "Tapi aku jamin kau takkan faham, Fira. Semua yang kau tahu hanya sebatas es batu di atas air,"
"Preman lama dan preman baru?" Fira tahu banyak seputar hal ini. "Aku kenal beberapa di antara mereka. Jufri, Mas Bo, Cep, Jon, Mar dari preman lama, Subang, Udik, dan Jajang dari preman baru,"
"Kau tahu lima dari preman lama dan tiga dari preman baru. Dua lagi di preman baru siapa?" tanya Nurul, penasaran.
"Entah," Fira menjawab seadanya. "Tahu apa kau soal dunia preman?"
"Detektif Ichsan beritahu aku," kata Nurul. "Dia akan mengakhiri perang dingin,"
Sekali lagi, Fira terkejut. "Serius?"
"Ini baru pemanasan, Fira," Nurul membalik kedudukan. "Aku tahu nama pimpinan hulu dan tangan kanan kedua kubu. Preman Jufri dan Mas Bo, adapun preman baru yang kau belum tahu, pimpinan hulunya Rav dan tangan kanannya Rozak,"
"Tahu dari mana?" Fira memastikan informasi yang didapatnya terpercaya. "Jangan bilang dari Detektif Ichsan,"
Nurul menggeleng. "Kau meleset lagi, Fira,"
أنت تقرأ
Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.
غموض / الإثارةDetektif Ichsan mengadu nasib di ibu kota Priangan. Petunjuk : gulungan karton, penampakan, dan mimpi. Dengan meracik bahan kimia dan menjadi intel ganda, Akankah Detektif Ichsan mendapatkan kembali ingatannya?
