62. Pertimbangan.

79 5 0
                                    

Nafas Ichsan tersekat.

"Hah? Meretas?" Ichsan tidak mengerti maksud Rav.

"Petunjuk sinar ultraviolet baru tampak jika diberi cairan penetrant dan developer, atau penembus dan penimbul," jelas Rav. "Aku memblokir notifikasi penjualan developer di aplikasi dagang online hp Bowo, dengan begitu petunjuk developer tetap terjaga,"

Ichsan tidak tahu mau ngomong apa, pemikiran Rav sangat jauh ke depan.

Rav melanjutkan kalimatnya. "Itu juga termasuk caraku mendapatkan kembali gulungan karton tersebut, jadi sekarang di mana barangnya?"

"Di tangan klien saya," Ichsan berkata jujur. "Katanya dia mau lihat petunjuk dari sinar ultraviolet itu,"

"Nurul?" Rav menyebut nama klien Ichsan. "Sok tahu dia, punya urusan juga tidak,"

"Tenang saja, Rav," Ichsan meyakinkan semua aman terkendali. "Besok gulungan itu sudah bisa kuambil,"

"Bagus kalau begitu," tanggap Rav. "Aku punya developer. Asal kau tahu, detektif, aku sengaja tidak pakai cat fosfor untuk petunjuk gelap. Itu kelewat gampang. Masih ada petunjuk lain, jika ingin dilihat butuh gelombang yang lebih pendek,"

Gelombang yang lebih pendek? Ichsan harus mikir agak lama untuk menjawab tebak-tebakan fisika kimia ini.

"Hoi, jangangan kebanyakan ngelamun, detektif," tegur Rav. "Kemarin kau ngirim gambar lidi kembang api. Maksudnya apa jika dikaitkan dengan preman lama?"

"Oh itu," jawab Ichsan biasa saja. "Isyarat titik kumpul, sepertinya hanya dipakai sekali karena mereka sadar ada penyusup,"

"Kau orangnya," Rav tertawa hambar. "Lain kali hati-hati,"

"Rav," Ichsan mengembalikan suasana serius. "Preman baru pernah mengawal Nurul sekali,"

"Ya, lalu kenapa?" Rav bingung, apa alasan Ichsan mengganti arah pembicaraan.

"Apakah informasi yang saya kumpulkan sejauh ini cukup berharga?" tanya Ichsan.

Rav mengangguk sekali. "Berharga, selama tidak menyinggung yang paling berharga. Dengan kata lain, rahasia. Jika sudah begitu maka semuanya jadi tidak berharga,"

"Bagus kalau begitu," Ichsan melanjutkan kalimatnya. "Saya minta preman lama mengawal Nurul sekali lagi, besok lusa,"

Rav menerawang penuh pertimbangan. "Kalau begitu, Detektif Ichsan, bergabunglah dengan kami, preman baru,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now