Semalaman Ichsan menghafal teks itu. Cerita lama terulang lagi.
"Tidak elok kesannya kalau aku bertamu larut malam begini,"
Rabu, 29 Maret 2017.
7.00 pagi waktu Cikutra.
"Masih pagi, kaga ada minat buat push rank, mending ngapain, ya?" Ichsan garuk kepala.
Ichsan baru ingat sesuatu.
Stok dodol Garut dah lama kosong.
Pergi ke sentra oleh-oleh?
Buat apa? Penyelidikan kasus dah selesai.
Oh iya, nanti kan ke rumahnya Nurul.
Tidak elok kesannya bertamu setelah agak lama tapi tidak bawa oleh-oleh.
Bagi Ichsan, waktu dua setengah minggu terasa lama karena banyak pekerjaan.
Tunggu, apa tidak terbalik.
Sudah lah, Ichsan keburu meluncur dari Bukit Cikutra.
Seperti dibisikkan lisan tak kasat di telinga Ichsan, jelajahi kota ini selagi sempat.
Ichsan beli dodol Garut dua kilo seperti ketika baru tiba di Bandung. Karena sedang tidak bertugas sebagai detektif, pakaian Detektif Ichsan bukan seragam SMA tanpa identitas, melainkan kaos sablon dan celana jins hasil beli di Cihampelas.
Setelah beli dodol garut, Ichsan benar-benar bingung mau ngapain. Mana dia tidak bisa masuk ke dimensinya karena kuasa portal terlarang di Bandung?
Tapi kalau dipikir-pikir hebat juga. Sejak Detective Undercover, kasus yang satu ini meskipun paling panjang selesai dengan campur tangan kuasa portal paling sedikit.
Jujur Ichsan ogah ke toko buku, dia ngga doyan baca buku - jangan ditiru - apalagi baca novel sambil diam terus di rumah.
Daripada begini terus, baik Ichsan nyopir angkot. Meskipun belum punya SIM, Ichsan hafal trayek Kalapa - Caheum. Setidaknya.
Dua rit pagi - siang, berbekal informasi bubaran sekolah, pasar, kantor, dan pabrik seadanya, jam dua siang di saku Ichsan terkumpul Rp.47.000 setelah dipotong setoran ke bos angkot setempat.
Kalau hafal jadwal bisa saja Ichsan dapat lebih, toh rezeki sudah ada yang mengatur.
Dari Cicaheum, Ichsan ngebut naik sepeda ke Sukaluyu. Sekali lagi, cerita lama terulang lagi.
Lamunan Ichsan buyar.
"Ichsan, mari sini,"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.
Gizem / GerilimDetektif Ichsan mengadu nasib di ibu kota Priangan. Petunjuk : gulungan karton, penampakan, dan mimpi. Dengan meracik bahan kimia dan menjadi intel ganda, Akankah Detektif Ichsan mendapatkan kembali ingatannya?
