81. Di Belakang Pak Aris.

78 5 0
                                    

Dengan perut setengah kosong - setengah penuh juga bisa - Ichsan membiarkan kakinya mengayuh sepeda, menentukan arah yang dituju. Meninggalkan Cisitu.

Dari Simpang Dago, Cihampelas lewat. Surapati lewat. Tapi tidak singgah di Cicaheum, pun Cicadas. Cikutra lewat.

Otak detektif itu sibuk merangkai petunjuk. Redho Legawa, Hasanudin Gowa. Seksi keamanan dua, dan upacara dua. Adakah suatu keterkaitan?

Buntu. Selain sama-sama terdapat dalam kepengurusan kelas, nomor mereka sama-sama dua. Alamat? Ichsan lupa. Yakali lagi perjalanan buka buku catatan dulu?

Hei, siapa bilang?

Petunjuk itu masih ada.

Reiko.

"Kau mengingatkanku akan seorang teman. Siapapun itu, hanya saja aku lupa namanya,"

"Pewaris terakhir Keluarga Komaru sudah lama menghilang,"

Redho.

"Dia menghilang entah ke mana. Sayang sekali saya tak ingat siapa namanya."

"Kau detektif, temanku dulu juga detektif. Ingin jadi detektif, tepatnya."

Benar kata tukang baso itu, ada banyak potongan petunjuk yang sepertinya cocok tapi Ichsan belum sempat menyimpulkan.

Tidak terasa jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh, terik matahari menyengat wajah. Dan seketika itu Ichsan sudah berada di depan sebuah plang nama jalan.

Margahayu.

Aih? Tidak salahkah?

Karena,

Kode posnya,

Cimahi.

Cimahi sudah di luar Bandung, kan? Bandung coret sekalipun.

Bandung coret, berarti Kabupaten Bandung.

Melihat kata 'kode pos', pikiran Ichsan melayang ke masalah Nurul dengan Sidin. Kode pos berhubungan dengan surat.

Tapi tidak banyak, mengingat kepala detektif itu masih panas selepas mengolah petunjuk ditambah terik matahari.

Begitu Ichsan mengalihkan pandangan dari plang jalan Margahayu, seketika seseorang yang sangat dikenalnya sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Pak Aris?" sapa Ichsan.

"Ya, Ichsan?" Pak Aris bergeser ke samping selangkah sehingga kelihatan oleh Ichsan ada seorang perempuan sebaya Reiko di belakangnya. "Kau ada urusan kah apa nyasar ke sini?"

"Eh, nyasar pak," Ichsan menjawab, jujur.

"Apa yang kau lakukan selama ini?" tanya Pak Aris.

"Mengakhiri perang dingin dunia preman,"

Sepertinya jawaban Ichsan mengejutkan perempuan di belakang Pak Aris.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now