51. Ikut Aku, Detektif.

82 4 0
                                    

[18.57] Ichsan : Juf, besok adakan pertemuan di Stasiun Bandung. Ecek-ecek saja.

"Berarti dominasi preman baru sedang turun," Jufri menyimpulkan. "Bowo, bagaimana ini?"

"Kalau besok pertemuan di stasiun, yang jaga target siapa?" tanya Mas Bo.

Yang dimaksud target adalah Nurul.

"Benar juga," Jufri garuk-garuk kepala. "Mana kita harus beli zat penetrant sama developer buat gulungan karton itu,"

Mas Bo sibuk melihat barang di toko online. "Adanya penetrant doang,"

"Kalau begitu, beli," perintah Jufri. "Berarti, besok lusa detektif itu harus gabung sama kita turun ke pasar,"

Tidak lama kemudian, ojek jaket hijau mengetuk pintu geser kios sablon Mas Bo.

"Paket!"

Lampu ultraviolet dinyalakan. Gulungan karton dibentangkan. Cairan penetrant disemprotkan.

"Ampun baunya," Jufri menutup hidung. Mas Bo tidak perlu, dia sudah terbiasa dengan bau cat sablon yang tidak kalah menyengat dari gas pengisi kaleng semprot.

"Terbaca, Juf?" tanya Mas Bo.

"Ran," Jufri menyipitkan mata agar bisa membaca tulisan yang tersamar.

"Siapa dia?" Mas Bo bertanya lagi.

"Mana aku tahu?" Jufri angkat bahu.

"Masa bodo lah, Ran ada banyak. Entah Ran yang mana yang dimaksud penulis sandi iseng ini," Mas Bo menggulung karton itu setelah cairannya kering.

[19.35] Jufri : Ran. Kau kenal seseorang dengan nama itu?

Ichsan segera menyambar hp nya yang bergetar.

Ran.

Seperti pernah kenal.

Seperti pernah lihat di daftar absen.

Tapi pemikiran Ichsan buntu sama seperti Mas Bo.

Mas Bo menyimpan kaleng semprot penetrant. "Benda ini lebih baik dijual lagi,"

Di Stasiun Bandung, Detektif Ichsan pusing tujuh keliling menyusun barang bukti palsu agar preman baru percaya terhadap hasil pengamatannya. Padahal kereta arah Kiaracondong tiba sebentar lagi.

Ichsan berlari ke ujung stasiun, menyalakan kembang api yang diarahkan ke langit. Memfoto batangnya yang gosong tertancap di tanah. Misi selesai, Ichsan menyambar naik ke gerbong terdekat.

Stasiun Kiaracondong, 20.35 malam.

"Reiko, aku sudah sampai," kata Ichsan dari belakang loket.

"Ikut aku, detektif,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now