16. Jangan Lihat Arah Kota.

101 6 0
                                    

"Kau tahu dari mana?" Ichsan tidak faham.

"Pendapat," kata Nurul. "Atau firasat,"

"Boleh aku lanjutkan penyelidikan?" Ichsan memasukkan map ke dalam ranselnya.

"Tunggu, Ichsan. Aku perhatikan penyelidikanmu banyak dibantu ilmu kimia," Nurul baru mulai bicara ke intinya. "Kau kan sepantaran Sidin, kelas satu SMA. Sejauh ini kau menguasai samar materi kimia sampai kelas sebelas. Biar kuajari kau materi kimia kelas 12 sebagai modal,"

"Tentang apa?" Ichsan penasaran.

"Elektrolisis," Nurul mengeluarkan pena dan selembar kertas. "Jadi begini..."

"Hebat, dengan cara ini aku bisa membuat soda api dan asam klorida dari garam dapur," kata Ichsan. "Kapan-kapan aku tidak perlu pakai soda kue, ohok,"

"Beli obat batuk kalau sempat," sekali lagi Nurul menasihati Ichsan masalah kesehatan. "Istirahat yang cukup. Oya, Ichsan. Di gudang kontrakan pakde ada alat laboratorium kimia yang lumayan lengkap, pakai saja kalau perlu,"

"Nurul, aku tebak nanti kau akan ambil kuliah jurusan dokter atau kimia," kata Ichsan sebelum mengucapkan salam. "Ohok,"

Nurul mengangguk, tapi Ichsan tidak tahu mana yang benar tepatnya.

Sepulang dari rumah Nurul, Ichsan melihat jam di hp nya. Pukul sepuluh malam. Semoga saja Pak Aris masih nongkrong di pangkalan ojek, Ichsan masih harus berburu petunjuk.

"Skak mat," Pak Aris menang main catur.

"Malam pak," Ichsan menyapa Pak Aris.

"Sudah selesai urusan kau dengan Nurul?" tanya Pak Aris.

"Belum," Ichsan menjawab, datar. "Masih lama, malah. Sekarang mau bicara tentang apa, pak?"

"Pinjam motor kang ojek," Pak Aris menyerahkan uang bensin Rp. 10.000 pada salah satu tukang ojek. "Kau naik sepeda, tak dorong dari belakang,"

Persis orang naik motor kehabisan bensin, Ichsan dan Pak Aris berangkat menuju puncak Bukit Cikutra.

"Pemandangan Kota Bandung waktu malam pasti berbeda dengan siang hari," selama tinggal di kota yang dikelilingi gunung itu, belum pernah sekalipun Ichsan melihat pemandangan kota itu di malam hari.

Tapi lain perintah Pak Aris.

"Jangan lihat arah kota,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang