83. Hanya Kakakku yang Tahu.

75 4 0
                                    

Maka terbukalah kunci lisan itu.

"Ya,"

Cepat sekali otak Detektif Ichsan mengolah dua huruf itu.

"Dia," jeda Ichsan. "Adalah saudaramu,"

Ayu tidak ada celah untuk mengelak. "Kakak tepatnya,"

Ichsan memasang siasat pancingan. "Kakakmu itu orang hebat, bukan?"

Ayu manggut-manggut.

Pancingan mengena.

"Kalau memang demikian kenapa kakakmu sampai bergabung dengan dunia preman, mengadu nasib di perang dingin?" Ichsan memasang umpan kedua.

"Untuk mencari tahu keberadaan ayahku yang hilang dalam pergolakan sebelumnya, perang besar," jawaban Ayu beralasan kuat.

Pikir Ichsan dalam hati, tidak salah lagi Ayu adalah adiknya Rav. "Berarti yang satu lagi adalah Jufri-"

"-Yadi," Ayu memotong kalomat Ichsan. "Bahas langsung ke intinya, detektif,"

Intinya, Ichsan berhasil meyakinkan Ayu untuk membuka mata akan hasil akhir perang dingin dunia preman.

"Kemungkinan terburuk akhir dari perang dingin adalah terjadinya perang terbuka memperebutkan wilayah kekuasaan baru. Dunia transportasi tingkatan tertinggi, rel kereta api," jelas Ichsan. "Tapi yang terjadi lain lagi,"

"Semua baik-baik saja?" Itu harapan Ayu.

"Anggap saja begitu," Ichsan tidak bisa memberi kepastian, untuk saat ini. "Yang jelas kedua kubu preman lama dan preman baru akan bersatu. Wilayah kekuasaan dan ruang lingkup kerja akan dibagi,"

Ichsan berkata jujur apa adanya, tapi terdapat satu kesalahan.

Ayu jadi tidak yakin kalau Rav tetap pada tujuan awal mencari keberadaan ayahnya.

"Sudah saatnya aku menyusul Rav," Ayu mengepalkan tangan tanda ia serius.

"Pikirkan dengan bijaksana keputusan yang akan kau ambil, Yu," pesan Ichsan. "Masih ada hal yang perlu dibahas,"

"Jangan urusanku," sangkal Ayu. "Apa?"

"Ayu Margahayu kebersihan dua," Ichsan membaca buku catatannya. "Kepengurusan yang paling mengenal satu persatunya anggota kelas,"

"Siapa yang kaucari di kelas 10 IPA 2?" mengingat jabatannya, Ayu merasa ini hanya masalah sepele.

"Nama pengurus sekretaris 2 dan kebersihan 1," Ichsan menunjukkan catatannya yang kosong dua baris.

"Sialan kau detektif," umpat Ayu. "Tepat sekali yang aku lupa. Hanya kakakku, Rav, yang tahu,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now