79. Jalan Cisitu.

74 4 0
                                    

8.00 pagi waktu Cikutra.

Ichsan meraba perutnya. Lapar. Tidak biasanya Ichsan sarapan seterlambat ini.

Kemudian Ichsan meraba isi dompetnya. Kebetulan sekali hari ini ada uang lebih Rp. 2000. "Sambil turun bisa cari ganjelan nih,"

Setengah jalan menuju simpang Bukit Cikutra Ichsan mengerem sepeda.

"Mang! Somay mang!"

Uang dan somay berpindah tangan.

"Bentar jang," tukang somay mengamati Ichsan dari ujung sepatu sampai rambut. "Kau detektif buronan polisi ibu kota, kan?"

"Iya, emang kenapa?" Ichsan sudah biasa bertemu orang serba tahu.

"Kau mesti tahu, detektif," tukang somay sok bijak. "Keluarga adalah pemersatu umat manusia. Bukan saja antara dua orang, tapi juga antar kelompok bahkan kerajaan di masa lampau,"

"Maksud?" Ichsan berusaha mencerna kalimat barusan.

"Saya menerawang, di masa mendatang dunia preman takkan terpecah lagi," tukang somay menatap kosong ke langit. "Dan pemersatunya adalah-"

"Keluarga?" Ichsan menebak ragu.

"Ya," tukang somay berhasil membuktikan kalau Ichsan adalah detektif. "Termasuk penjual makanan basis gerobak dorong. Tukang baso yang terkenal karena punya lagu bukan persatuan terbesar yang ada, melainkan tukang somay dibawah label baraya. Kau tahu apa artinya baraya?"

"Keluarga," kali ini Ichsan tanpa ragu.

Tukang somay berlalu. "Asal tahu saja, detektif, orang mengenalku Udin,"

Udin?

Sampai jauh Ichsan masih merenungkan nama itu. Nama yang agak familier?

Ichsan mengingat-ingat lagi, tampang tukang somay bernama Udin itu. Tinggi badannya biasa, sekitaran 165 sentimeter. Tapi potongan badannya tegap berisi macam tentara.

"Udin siapa, ya?" Ichsan sampai kebablasan lewat rumah makan Padang di Tubagus Ismail gara-gara nama itu.

Macam tentara? Macam paskibra.

Seksi upacara 2 kan...

Hasanudin Gowa!

"Sialan," umpat Ichsan. Satu petunjuk penting terlewat begitu saja seperti menggenggam belut.

Ichsan tidak melirik penjual bubur ayam yang terkenal enak dekat simpang Dago-Tubagus Ismail, somay menghilangkan seleranya makan makanan yang mengandung nasi.

Dalam rute perjalanannya yang tak tentu arah, Ichsan menyasar warung makan baso di Jalan Cisitu.

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now