93. Batas Libur.

71 6 0
                                    

"Kalau begitu Rav, tahu ngga tempat bagus buat jualan kicimpring?" tanya Ichsan langsung ke intinya.

"Ledeng! Ledeng!" Rav melanjutkan pekerjaannya, tapi Ichsan tahu maksudnya.

Ichsan naik angkot Caheum Ledeng trayek penuh. Ujung trayek itu lumayan jauh dari alamat ayah Fira, wajar saja kalau peminat kicimpring di sana ramai.

Seramai-ramai orang beli, adalah keajaiban bagi pengasong baru macam Detektif Ichsan jika hari pertama turun jualannya langsung habis. Sisa tiga bungkus. Ichsan pulang ke rumah Fira dua kali naik angkot.

"Setekor apapun kau ngasong," tegas ayah Fira. "Jangan sekali-kali kaujual grosiran ke sentra oleh-oleh,"

"Kenapa begitu, pak?" Ichsan banyak tanya, kebalikan dari jumlah pengalamannya di dunia usaha makanan.

"Itu mengacaukan pasar," jelas ayah Fira. "Sekarung modal Rp.150.000, 50 bungkus dijual asongan Rp.5000 per bungkus untung Rp.100.000. Dengan harga yang sama, sentra oleh-oleh taipan sedang sini rugi bandar,"

"Berapa harga jual kicimpring di sentra oleh-oleh?" Ichsan penasaran.

"Rp.500.000 per karung,"

Angka yang mengejutkan.

"Mungkinkah pengasong jual dengan harga yang sama?" Ichsan masih penasaran.

Ayah Fira gelengkan kepala. "Mereka takkan beli selama masih ada stok, barupesan kalau stok kosong. Tapi sekali kau jual grosir karung eceran, mereka takkan pesan ke sini lagi karena tahu jalur yang lebih murah. Mengerti, detektif?"

Perjanjian titip jual di awal, keuntungan dibagi dua sama rata. Di putaran kedua Ichsan panen lebih sedikit dari putaran pertama, Rp.47.000.

"Sisa tiga bungkus?" ayah Fira mengecek sisa isi karung. "Fira, mari sini,"

"Iya, yah?" Fira menyahut. "Ada apa?"

"Lebihan asongan. Satu buat ayah, satu buat teman detektif, satu buat Fira. Mau?"

Di luar dugaan Ichsan, Fira menolak tawaran ayahnya.

"Apa nggak bosan, yah?" mau bilang nggak doyan sungkan.

"Kalau Fira nggak mau, Ichsan pasti mau," apa kata ayah Fira sesuai kenyataan.

"Makasih ya Fira," Ichsan tidak keberatan. "Batas libur saya sampai minggu pak,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now