18. Cari Sendiri Jawabannya.

96 5 0
                                    

Ujung belati kian mendekati belakang leher Detektif Ichsan.

Aku tidak bisa menahannya lebih lama, kata Ichsan dalam hati. Takkan kubiarkan darah menetes di bumi Cikutra.

Sret!

Di saat-saat genting ini, tiba giliran Ichsan bergerak cepat. Hanya sekelebat bayangan, ia sudah berpindah tempat mengelak serangan Pak Aris.

Syin-

Ichsan tidak memberi Pak Aris kesempatan untuk serangan keempat. Tangannya menyambar dengan gerakan meliuk, memuntir lengan kanan Pak Aris sehingga genggaman belatinya terlepas. Belati itu melayang berputar di udara beberapa saat, sebelum akhirnya menancap di tanah di bawah lereng.

Sekarang kedudukan berubah. Ichsan menyerang beruntun dengan pukulan depan dan tendangan sabit, tanpa mengurangi kesiagaannya mengelak guntingan dan sapuan Pak Aris.

Ichsan menyadari sesuatu.

Sekarang serangan Pak Aris sepenuhnya menggunakan kaki, dan tangan orang Bandung itu tidak dalam posisi siaga untuk menangkis serangan.

Ichsan membaca, pola pergerakan Pak Aris yang terus mengelak sebenarnya berupaya agar dia menghadap arah kota. Sebelum keinginan Pak Aris tercapai, Ichsan membelokkan arah pukulannya yang kesekian kali menuju ulu hati lawannya.

Tidak kena.

Bukan berarti Pak Aris membaca gerakan Ichsan, melainkan sengaja menjatuhkan badan.

"Mengalah bukan berarti kalah," kata Pak Aris. "Tapi tidak mau sombong bahwasannya saya bisa menang mudah,"

Ichsan merapikan seragam SMA nya yang berantakan karena pertarungan barusan.

"Dan terungkap kebenaran bahwasannya kau masih takut mati, detektif," lanjut Pak Aris. "Buktinya sederhana, kau melawan. Kalau ternyata kau tidak takut mati, pasti sejak saya turun dari kabel listrik sampai sekarang kedudukanmu tidak berubah. Ringkasnya, kau lolos ujian saya,"

"Karena saya jujur pak," Ichsan menarik kesimpulan. "Toh bukan tidak mungkin jika semua itu hanya kebetulan semata,"

"Kebetulan semata katamu?" Pak Aris memastikan. "Kalau memang begitu, berarti kebetulan semata pula kalau saya bilang tujuanmu datang ke mari adalah mencari petunjuk tentang sopir angkot yang kau naiki tadi pagi dan alasan Nurul membenci kuasamu. Kalau kau penasaran, detektif, cari sendiri jawabannya,"

Detektif Ichsan 6 : Detective's Hometown.Where stories live. Discover now